Setelah
melewati masa-masa perkuliahan yang penuh tantangan, alumni muda sering kali
dihadapkan pada kesulitan menentukan arah karir. Tidak tahu bagaimana membuat
rencana karir, mencari pekerjaan ideal, atau bahkan bagaimana menjalani karir
setelah berhasil diterima bekerja, semua menjadi titik tumpu yang memerlukan
bimbingan. Inisiatif untuk mengatasi kendala ini datang dari saya dan beberapa teman seangkatan
alumni jurusan Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa Industri (TI-MRI) yang telah melalui proses ini.
Program mentoring yang diinisiasi oleh enam orang alumni TI-MRI angkatan 2011 ini bertujuan untuk membantu
mahasiswa tingkat akhir menyiapkan diri menghadapi dunia kerja yang dinamis.
Dengan membagi kurikulum menjadi tiga bagian, program ini tidak hanya
memberikan panduan dalam menentukan arah karir, tetapi juga memberikan wawasan
mendalam mengenai aplikasi pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
dunia kerja.
Bagian pertama dari program mentorship yang diberi nama BINA ini fokus pada
proses menentukan karir. Mulai dari eksplorasi pilihan karir, mengenal berbagai
industri, hingga menentukan posisi kerja yang sesuai dengan minat dan keahlian
masing-masing peserta. Bagian kedua membahas aplikasi pekerjaan, menyusun CV,
mengirimkan aplikasi, hingga
wawancara. Sementara bagian ketiga lebih berfokus pada aspek setelah
diterima bekerja, membahas penerimaan offer dan negosiasi, onboarding,
serta pengembangan keterampilan kritis seperti pemikiran kritis, pemecahan
masalah, presentasi, dan visualisasi data.
Masing-masing inisiator program menyusun materi sesuai
dengan keahlian dan pengalaman masing-masing. Sebagai contoh, saya bertanggung
jawab untuk menyusun materi CV & Cover Letter pada bagian kedua,
serta materi Data Analytics and Visualization pada bagian ketiga. Kami juga
memutuskan untuk merekrut enam mahasiswa tingkat akhir sebagai mentee,
dengan tujuan memastikan pengalaman pembelajaran yang lebih intens dan
personal.
Proses seleksi mentee dilakukan untuk memastikan partisipan
yang benar-benar berkomitmen dan dapat mengaplikasikan materi yang diajarkan. Ada enam orang angkatan 2016 yang terpilih.
Program mentoring dilaksanakan selama 12 pertemuan, dimulai ketika
peserta berada di semester 8. Harapan kami adalah agar materi yang diberikan
dapat langsung diaplikasikan ketika mereka memasuki dunia kerja setelah lulus.
Rencana mentoring ini tidak sekadar menjadi ide yang
terucap, tetapi juga bertransformasi menjadi suatu realitas yang berjalan.
Namun, seperti halnya dengan banyak inisiatif, kami juga menghadapi beberapa
tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kendala jadwal, terutama
karena kesulitan dalam menemukan waktu yang cocok bagi semua mentor dan mentee. Terlebih lagi dengan
perbedaan zona waktu yang signifikan, seperti kasus salah satu mentor yang
tinggal di Amerika Serikat.
Beruntungnya, saat itu kita sedang menghadapi pandemi
Covid-19, sehingga seluruh program mentoring dapat dilakukan secara online.
Meskipun demikian, masih ada kendala lain yang muncul, seperti kesulitan kontak
dengan mentee yang mengalami masalah sinyal saat kembali ke daerah
asalnya, bahkan ada yang mengalami kendala saat sesi online karena
masalah koneksi yang tidak stabil.
Namun, kami terus melakukan evaluasi berkala untuk
mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan. Meskipun ada
hambatan-hambatan tersebut, kami sadar bahwa dengan melibatkan enam pasang
mentor-mentee, setidaknya program ini bisa berjalan dan kami dapat melakukan
peningkatan sambil program berlangsung. Kami menyadari bahwa menunggu
kesempurnaan atau ingin melibatkan banyak peserta sekaligus bisa membuat program
tidak pernah dimulai. Proses perbaikan terjadi sambil kami melangkah maju.
Dalam
perjalanan ini, kami menemukan bahwa pembelajaran tidak hanya satu arah. Selain
para mentee yang mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru, para mentor juga
mendapatkan insight baru, baik secara langsung dari interaksi dengan mentee
maupun secara tidak langsung ketika mempersiapkan materi. Ini menjadi bukti
bahwa proses mentoring ini memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Program ini bukan hanya tentang memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis, tetapi juga mengenai membentuk hubungan mentor-mentee yang berarti. Dengan melibatkan alumni muda sebagai mentor, program ini tidak hanya memberikan panduan, tetapi juga memotivasi dan membangun jaringan yang berharga bagi para mentee. Melalui inisiatif semacam ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam membantu alumni TI-MRI khususnya dan generasi muda secara umum dalam melewati tantangan awal di dunia kerja.
Komentar
Posting Komentar