Keputusan memilih jurusan kuliah sering kali menjadi krusial dan membingungkan bagi para siswa SMA. Antara ekspektasi dan keraguan, beragam informasi mengenai pilihan jurusan dan universitas membanjiri pikiran mereka. Di tengah kondisi ini, mengenalkan jurusan di kampus kepada siswa dengan cara langsung, seperti melalui kunjungan ke universitas, menjadi sangat penting.
Beberapa sekolah, baik negeri atau swasta, memiliki
program kunjungan belajar (study tour) yang mengunjung kampus-kampus
favorit di Indonesia seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah
Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Program ini sangat baik,
karena selain mengenalkan jurusan juga memberikan kesempatan berkunjung
langsung ke lingkungan kampus. Para siswa SMA bisa memvisualisasikan bagaimana
mereka apabila sudah diterima di jurusan dan kampus impiannya.
Kunjungan Sekolah ke Teknik Industri & Manajemen Rekayasa ITB |
Sayangnya, SMA saya di Bandung tidak pernah
mengajakan kunjungan langsung ke kampus. Namun, sebagai kompensasi pihak
sekolah mengadakan acara LAJUR MISI, singkatan dari PengenaLAn JURusan
dan seMInar motivaSI. Program ini mengundang alumni dari berbagai jurusan di perguruan tinggi untuk
memberikan penjelasan dan memotivasi siswa melalui seminar dan pameran. . Mereka membuka stand
dan ada juga seminar pengenalan jurusan, tips kuliah, informasi beasiswa,
kampus, dan lainnya.
Saya mengenal jurusan saya ketika kuliah,
Manajemen Rekayasa Industri (MRI), salah satunya karena LAJUR MISI. Ketika sesi
seminar, ada Kang Ghiffi (Ghifary Fadiamanto) yang ketika itu merupakan
mahasiswa jurusan MRI angkatan pertama. Ia bercerita tentang MRI yang belajar
tentang inovasi, pengembangan produk, dan manajemen proyek. Mendengar keseruan
hal yang dipelajari, akhirnya ketika seleksi masuk perguruan tinggi saya
memilih Fakultas Teknologi Industri (FTI) agar dapat masuk ke jurusan MRI.
Cukup banyak sekolah yang berkunjung ke jurusan
Teknik Industri (TI) dan Manajemen Rekayasa (MR) di ITB. Ada beberapa hal
menarik yang saya jumpai ketika menerima kunjungan sekolah. Salah satunya
adalah menggunakan istilah-istilah yang belum tentu dipahami anak SMA ketika
bercerita.
Ketika membicarakan hal teknis jurusan seperti Teknik Industri kepada siswa SMA, sering kali kita bertemu dengan istilah-istilah yang terasa asing bagi mereka, seperti bottle neck, root cause, atau quality control. Hal ini sudah biasa diucapkan di perkuliahan, jadi sudah terasa natural penggunaannya dalam percakapan sehari-hari bagi mahasiswa. Padahal telinga anak SMA mungkin baru pertama kali mendengarnya.
Oleh karena itu, penting bagi kami, baik dari
kalangan dosen maupun mahasiswa, untuk menyampaikan informasi dengan bahasa
yang sederhana namun tetap informatif. Pengalaman menunjukkan bahwa informasi
cenderung lebih mudah diterima ketika disampaikan oleh mahasiswa. Pasalnya,
adanya kedekatan usia membuat bahasa dan gaya komunikasi menjadi lebih relatable
dan dapat dipahami dengan baik oleh siswa SMA.
Pemateri dari SMA juga membuat sesi tanya jawab terasa tanpa jarak. Tak jarang, sesi tanya jawab mengenai kehidupan kampus menjadi sangat interaktif. Tapi terkadang ada siswa yang bingung ketika dijelaskan kehidupan mahasiswa. Ada yang pernah bertanya, “Kok bisa jadwal kuliah ada yang mulai jam 7-9 pagi terus lanjut jam 3-5 sore? Di tengah-tengahnya ngapain aja?”
Penjelasan Tentang Jurusan oleh Mahasiswa |
Pernah ada kunjungan dari SMA Labschool Kebayoran. Mahasiswa yang menerima kunjungan adalah alumni dari SMA “Labsky” ini. Mereka juga senang karena bisa cerita ke adik-adik kelas dan memotivasi mereka untuk bisa melanjutkan studi ke kampus tempat berkunjungnya ini. Apalagi mereka bisa bertemu guru yang menemani kunjungan.
Saya juga menemukan bahwa tur kampus
menjadi salah satu segmen yang efektif untuk menarik minat siswa. Ketika mereka
diperkenalkan dengan bangunan-bangunan dan fitur unik yang ada di kampus ITB Ganesha, kami melihat
antusiasme dan rasa ingin tahu mereka yang tinggi. Misalnya banyak yang terkesima dengan kolam di
Plaza Widya yang menampilkan not lagu Indonesia Raya pada musik boks,
titik gaung, dan pantuan double helix di Labtek Biru. Jadi walau surat permohonan kunjungan hanya
ditujukan untuk jurusan atau fakultas, jangan langsung masuk di ruang seminar
jurusan untuk mendengarkan penjelasan. Ajak dulu mengelilingi kampus.
Orang tua dan guru yang
mendampingi kunjungan pun tentunya memiliki kepentingan dan perhatian yang
berbeda. Mereka lebih fokus bertanya mengenai aspek-aspek formal dan teknis
seperti biaya kuliah, fasilitas, dan ekstrakurikuler yang ada di universitas.
Keberagaman informasi ini perlu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
seluruh pihak yang hadir.
Penjelasan Jurusan Langsung oleh Alumni Sekolah. Sumber: Dokumentasi Labschool Kebayoran |
Namun, sayangnya kunjungan ini
terbatas dan biasanya hanya mencakup beberapa jurusan atau fakultas. Sebagai
solusi, ITB biasanya mengadakan
Open House pendidikan yang menjadi ajang pameran seluruh jurusan. Sehingga siswa dan orang tua
bisa mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai seluruh opsi yang
tersedia.
Kunjungan ke kampus dan
program-program seperti LAJUR MISI dan Open House secara keseluruhan
membantu menjembatani gap informasi antara calon mahasiswa dan universitas. Calon mahasiswa dan orang tua perlu
memanfaatkan kesempatan ini. Pihak kampus perlu terus berinovasi dan
mencari metode-metode baru untuk menyampaikan informasi dan motivasi kepada
generasi penerus bangsa ini, agar mereka dapat memilih jurusan dan universitas
yang tepat sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Komentar
Posting Komentar