"Untuk mendapatkan sesuatu, perlu mengorbankan hal lainnya yang setara."
Ungkapan
di atas dikenal sebagai Law of Equivalent Exchange atau Hukum Pertukaran
Setara, sebuah aturan yang mengatur dunia transmutasi dalam anime Fullmetal Alchemist. Prinsip
sederhana ini, meskipun bersumber dari kisah fiksi, memiliki makna yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata.
Pada manga
karya Hiromu Arakawa ini, alkimia merupakan ilmu yang memungkinkan
seseorang untuk mengubah bahan dasar menjadi objek lain dengan nilai yang
setara. Misalnya, untuk mendapatkan sebongkah emas, seseorang harus
mengorbankan logam lain
dengan bobot yang
setara. Namun, sejauh mana prinsip ini berlaku, khususnya saat berbicara
tentang kehidupan manusia?
Kisah Edward dan Alphonse Elric, dua bersaudara yang
menjadi pusat cerita, memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Kedua anak ini,
yang ditinggal mati oleh ibu tercinta mereka, merasa sangat
bersedih. Mereka mencari cara untuk menghidupkannya kembali. Dan
kemudian menemukan buku alkima yang membahas tentang transmutasi manusia, sebuah proses yang dianggap tabu.
Di dalam buku terlarang itu disebutkan bahwa bahan-bahan yang harus disiapkan untuk
mentransmutasi tubuh manusia secara kimiawi yakni: Air (35 L), karbon (20 kg),
amonia (4 L), kapur (1,5 kg), fosfor (800 g), garam (250 g), kalium nitrat (100
g), belerang (80 g), fluor (7,5 g), besi (5 g), silikon (3 g) dan lima belas
elemen lainnya. Bahan terakhir
untuk memanggil “jiwa” yang sudah pergi adalah DNA. Kedua bersaudara ini
menambahkan darah mereka untuk melengkapi proses berbahaya ini.
"Cooking Mama" oleh Edward dan Alphonse Elric. Sumber: Humming-fly Tumblr |
Namun, apa yang mereka lakukan ternyata berakibat fatal.
Tidak ada bahan apapun yang dapat menggantikan jiwa manusia. Alih-alih
mendapatkan sang ibu
kembali, yang muncul hanyalah sosok menakutkan yang bukanlah representasi dari
ibu mereka. Edward harus membayar harga dengan kehilangan lengan dan kakinya,
sementara Alphonse kehilangan seluruh tubuhnya. Meski begitu, berkat
keterampilan alkimia Edward, jiwa Alphonse berhasil diselamatkan dan
ditempatkan dalam baju zirah logam. Dari sinilah julukan Full Metal Alchemist
muncul. Sebutan itu mengacu pada Edward yang memiliki anggota tubuh
logam dan Alphonse yang tubuhnya kini berupa zirah logam.
Kisah tragis kedua bersaudara ini bukan sekadar cerita
fantasi tentang alkimia. Ini adalah bentuk peringatan tentang betapa berharganya waktu dan hubungan
dengan orang-orang yang kita cintai, khususnya orang tua. Kita seringkali
lalai, mengabaikan, atau bahkan merasa terlalu sibuk hingga mengesampingkan
waktu berkualitas bersama keluarga. Sebelum menyesal karena kesempatan itu
hilang, alangkah baiknya jika kita lebih menghargai setiap momen bersama
mereka.
Dalam kehidupan nyata, kita tidak memiliki batu filsuf (phillosopher’s
stone) atau kemampuan alkimia untuk mentransformasi keadaan. Namun kita memiliki kekuatan
untuk memperkuat hubungan dengan orang tua. Jika ada jarak di antara kita, mari
dekatkan. Jika hubungan sudah erat, pastikan tetap demikian. Komunikasi yang
rutin, kunjungan mendadak, atau sekadar menelepon untuk bertanya kabar bisa
menjadi cara sederhana namun berarti. Jangan tunggu hingga kesempatan itu
hilang dan yang tersisa hanyalah penyesalan. Maka dari itu, gunakanlah waktu
tersebut dengan sebaik-baiknya, terutama bersama orang-orang yang kita cintai.
Komentar
Posting Komentar