Sebagai seorang penggemar karya seni, khususnya anime, kita sering kali dihadapkan dengan beragam tipe fandom atau kelompok penggemar yang ada. Sayangnya, terkadang ada sekelompok fandom yang justru tanpa sengaja menghalangi penggemar baru untuk menikmati suatu karya. Beberapa perilaku fandom, meski tidak disengaja, bisa membentuk opini atau prasangka tertentu bagi orang-orang yang belum mengenal suatu karya.
Misalnya, saya pernah mengalami
keraguan saat hendak menonton anime Haikyuu. Alasannya sederhana, banyak
penggemar anime ini yang cenderung menjodoh-jodohkan para karakter di dalamnya.
Masalahnya, karakter-karakter yang dijodohkan ini adalah sesama laki-laki. Hal
ini memberi kesan seolah-olah anime
tentang pertandingan bola voli ini adalah anime dengan tema Boys Love
(BL), padahal bukan.
Saya sempat enggan untuk
menontonnya, namun suatu ketika saat saya sedang mencari referensi anime
bertema olahraga untuk memotivasi diri berolahraga, saya mendapatkan banyak
saran dan rekomendasi untuk menonton anime karya Haruichi Furudate-sensei
ini. Alhasil, saya memberanikan diri untuk mencoba menontonnya.
Hasilnya? Saya terpesona. Anime
"Haikyuu" benar-benar menarik. Saya merasa terbawa dalam berbagai
emosi saat menontonnya, seakan-akan menjadi pendukung tim yang menyaksikan
pertandingan langsung di lapangan. Seru,
tegang, bahagia, sedih, semua bercampur aduk dalam satu rangkaian cerita
yang menarik. Lebih dari itu, "Haikyuu" juga memberikan banyak pelajaran
penting tentang semangat berjuang dan pantang menyerah yang ditunjukkan
oleh para karakternya.
Turut Senang Saat Tim Andalan Menang |
Ternyata, walaupun sempat enggan
menonton karena perilaku para penggemar lainnya, saya malah menemukan
kesenangan dalam menonton anime tersebut. Haikyuu kini menjadi salah satu anime
favorit saya.
Namun, Haikyuu bukan
satu-satunya kasus di mana perilaku fandom menghalangi saya untuk menikmati
suatu karya. Anime lain seperti Attack on Titan (Shingeki no Kyojin)
juga demikian. Saya merasa terintimidasi oleh kefanatikan para penggemarnya
terhadap ceritanya.
Meski begitu, tak ada yang abadi,
termasuk prasangka. Seperti yang terjadi pada kasus Haikyuu, di masa
mendatang, saya mungkin akan mencoba menonton Attack on Titan. Dan
siapa tahu, menemukan kesenangan baru dalam menikmati ceritanya.
Jadi, intinya adalah, meski
fandom dapat membentuk persepsi awal kita terhadap suatu karya, kita tidak
boleh membiarkan mereka menghalangi kita untuk mencoba dan menikmati karya
tersebut. Setiap karya memiliki nilai dan pesona sendiri yang bisa kita temukan
jika kita berani mencoba melihatnya dengan sudut pandang kita sendiri.
Komentar
Posting Komentar