Apabila kita berbicara tentang cerita yang berfokus pada tema zombie apocalypse (kiamat zombi), biasanya yang langsung muncul dalam benak kita adalah kisah-kisah yang kelam dan menakutkan. Tokoh utama harus berjuang hidup dan mati untuk bisa selamat dari serangan mayat hidup yang mengepungnya. Tetapi, apa jadinya jika cerita apokalips zombi digambarkan dengan perspektif yang berbeda, lebih positif dan bahkan memberikan pesan kehidupan yang mendalam? Inilah yang dihadirkan oleh manga berjudul Zom 100: Zombie ni Naru made ni Shitai 100 no Koto.
Manga dalam bahasa Inggris berjudul Zom 100: Bucket List of the Dead adalah manga karya penulis Haro Aso dan illustrator Kotaro Takata. Manga ini menawarkan pandangan segar dan baru tentang kisah penyebaran virus zombi. Serial manga yang mulai tahun 2018 ini mengisahkan tentang Akira, protagonis yang justru merasa terbebas saat dunia dilanda zombie apocalypse.
Bebas dari Belenggu Perusahaan yang Menyiksa |
Pada awal cerita, Akira digambarkan sebagai pegawai di perusahaan yang memberikan beban kerja yang tinggi dan memperlakukan stafnya dengan semena-mena. Ia merasa lelah dan tertekan dengan rutinitas harian yang menjemukan. Dia bahkan merasa terjebak dalam kehidupannya yang tak berarti. Namun, saat zombie apocalypse terjadi, bukan rasa takut atau depresi yang dia rasakan, melainkan kebebasan dan rasa semangat karena sadar bahwa ia tidak perlu masuk ke kerja lagi.
Situasi yang biasanya dipenuhi dengan ketakutan dan keputusasaan ini, bagi Akira justru menjadi kesempatan untuk mengejar impian dan tujuan hidupnya. Dia bahkan membuat daftar 100 hal yang ingin dilakukan sebelum ia mati atau sebelum ia berubah menjadi mayat hidup—daftar yang dikenal sebagai bucket list. Daftar ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari yang biasa seperti mengunjungi tempat-tempat tertentu, hingga yang tidak biasa seperti memancing di tengah kota yang telah hancur.
Mulai Menulis Hal-Hal yang Ingin Dilakukan Sebelum Menjadi Zombi |
Hal yang paling menarik dari cerita horror komedi ini adalah bagaimana sang pengarang memanfaatkan konsep apokalips sebagai medium untuk menyampaikan pesan penting tentang arti hidup. Akira, dengan pengalaman barunya, mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak perlu menunggu suatu bencana untuk mulai menjalani hidup seperti yang kita inginkan. Manga ini mengingatkan kita bahwa kita harus selalu berusaha untuk menemukan kesenangan dan kepuasan dalam hidup, bahkan di tengah kondisi yang paling sulit sekalipun. Tak perlu menunggu dunia luluh lantak untuk membuat bucket list kita sendiri.
Bebaskan Pikiran untuk Membayangkan Aktivitas yang Ingin Dilakukan |
Selama tiga tahun masa pandemi Covid-19, banyak rencana terpaksa ditunda atau bahkan dibatalkan. Berbagai aktivitas yang sebelumnya telah direncanakan dengan matang, menjadi tidak bisa dilaksanakan akibat pembatasan sosial. Namun, ketika pandemi berakhir, kita diberikan kesempatan untuk mengatur ulang daftar rencana. Inilah waktu yang tepat untuk menyusun kembali rencana-rencana tersebut dan memaksimalkan waktu yang kita miliki.
Salah satu pelajaran yang bisa kita ambil dari manga ini
adalah pentingnya untuk tidak menunggu situasi ekstrem seperti zombie
apocalypse untuk mulai mengejar mimpi-mimpi kita. Mengapa kita harus
menunggu hingga terjadi bencana besar untuk memulai hal-hal yang kita sukai
atau kita impikan? Kita seharusnya merasa bebas untuk memprioritaskan
kebahagiaan dan kepuasan diri, meski dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin
kadang terasa membosankan atau monoton. Karena pada akhirnya, kebahagiaan dan
kepuasan pribadi membuat hidup kita menjadi lebih berarti dan berwarna.
Komentar
Posting Komentar