Apa yang biasa
dilakukan saat menunggu transportasi datang, giliran periksa ke dokter, atau wahana
permainan?
Saat waktu senggang tersebut, ada yang memilih
untuk membaca atau mengobrol dengan temannya. Namun ketika sedang menunggu
sendirian kebanyakan orang sekarang lebih memilih untuk beraktivitas dengan gawainya,
entah itu membalas chat di aplikasi, melihat time line media
sosial, belanja online, ataupun kegiatan lain.
Interaksi dengan ponsel yang semakin tinggi
membuat kita tidak bisa lepas dari alat ini. Padahal banyak guru yang
menyarankan untuk mengurangi screen time untuk melepaskan ketergantungan
terhadap genggaman ponsel yang membelenggu. Salah satu sarannya dengan mencoba
mengamati lingkungan sekitar dan fenomena yang terjadi.
Tidak semua orang bisa langsung mengalihkan
pikiran dari gawai. Kemungkinan akan sulit untuk melepaskan begitu saja kebiasaan
melihat handphone di waktu menunggu. Ibarat orang yang ingin berhenti
merokok memilih untuk mengunyah permen karet sebagai subsitusi untuk menghilangkan perasaan kosong di mulutnya, untuk mengubah fokus pikiran terhadap ponsel juga
perlu ada penggantinya.
Subsitusi pikiran dari rasa ingin mengecek
layar di handphone saat sedang menunggu, salah satunya bisa dengan berhitung.
Anime Tokyo Ghoul memberikan saya inspirasi terhadap perhitungan angka
yang dapat mengalihkan perhatian ini.
Diceritakan Kaneki Ken, si tokoh utama, pernah
diculik sebuah organisasi antagonis dan ditahan selama sepuluh hari. Sepanjang
masa tahanan tersebut, Kaneki, Kaneki menjadi sasaran berbagai teknik
penyiksaan fisik dan psikologis yang kejam, mulai dari, sengatan listrik,
pemotongan anggota tubuh hingga pemaksaan untuk melakukan kanibalisme.
Kaneki yang Disekap dan Disiksa |
Si penyiksa menyuruh Kaneki untuk berhitung
dari 1.000 dikurangi angka 7 secara bertahap. Jadi akan membentuk barisan bilangan
1.000, 993, 986, 979 dan seterusnya. Tujuannya adalah membuat yang disiksa sadar
selama mungkin dan tetap fokus merasakan sakitnya siksaan yang diberikan. Jika tidak membuat otak berpikir, penderitan yang dirasakan akan membuatnya pingsan.
Dan tujuan tersebut tercapai. Kaneki tetap sadar selama proses penyekapannya
dan merasakan setiap jenis penganiayaan yang diberikan.
Bukan dalam konteks penyiksaan, tetapi dalam keadaan menunggu aktivitas sehari-hari, menghitung mundur di otak ini dapat membuat pikiran fokus dan mengalihkan terhadap distraksi. Fokusnya melakukan perhitungan bahkan akan membuat kita tidak sempat mengecek notifikasi yang muncul di ponsel. Tiba-tiba giliran kita dipanggil tiba atau moda transportasi yang ditunggu datang.
Komentar
Posting Komentar