Pernahkan kamu menjadi serius terhadap sesuatu dari hal yang kecil?
Ada orang
yang dari kesenangannya memasak akhirnya membuka usaha kuliner. Ada juga pemuda yang awalnya iseng-iseng bermain kartu bisa menjadi juara dunia Bridge. Dari
kecintaan terhadap binatang peliharaan, akhirnya seorang anak berkarir sebagai
dokter hewan.
Permainan Pokemon yang dimainkan sejak kecil menggiring saya ke jalur olahraga
elektronik (esport). Esport yang sedang populer, salah satunya adalah Pokemon
Video Game Championship (VCG). VGC memiliki tingkat kesulitan yang jauh berbeda dengan
bermain gim kasual di konsol karena melibatkan banyak strategi yang kompleks.
Jika bermain di alat Nintendo DS ibarat mengerjakan soal Matematika SD, maka
berkompetisi di VGC bagai berhadapan dengan soal Kalkulus di perguruan tinggi.
Ketertarikan
saya dengan VCG dimulai dari tak sengaja mencoba bermain gim Pokemon Reborn.
Gim buatan fan (fan-made game) ini terkenal dengan tingkat kesulitannya
yang setinggi langit. Dalam gim Pokemon, biasanya ada pertarungan antar tim
yang masing-masing terdiri dari enam ekor Pokemon. Pada Pokemon Reborn, tim lawan menggunakan komposisi tim dan strategi
yang biasa diterapkan oleh pemain level juara dunia. Jadi gim ini tidak dapat
ditaklukkan dengan cara biasa.
Bermain Pokemon Reborn membuat saya terjerumus mempelajari strategi kompetisi Pokemon. Di
internet untungnya banyak orang yang menulis buku panduan ataupun merekam video yang menjelaskan tentang competitive Pokemon battle
(pertarungan kompetitif). Di antaranya ada Wolfe “Wolfey” Glick, salah satu
juara dunia VGC yang memulai kanal YouTube edukasi tentang pertarungan
kompetitif. Saya jadi mengenal istilah-istilah spesifik gim diantaranya hold items, IV/EV,
ability, nature, friendship value, gender, support moves. Kenal dengan “barang-barang”
ini membantu merancang komposisi tim yang kuat dan strategi yang solid.
Belajar hal
baru ketika lebih serius mendalami sesuatu ini ternyata saya juga pernah
mengalaminya saat menjadi atlet olimpiade cabang renang. Ketika SD awalnya saya
mulai berenang sebagai bentuk terapi untuk menyembuhkan penyakit asma yang
diidap. Karena saya tidak bengek lagi sejak rajin renang, olahraga ini masih rutin
dilakukan sampai dewasa. Mungkin karena beredar rumor kalau
saya suka benerang, di awal kuliah saya ditawari untuk bergabung tim renang
jurusan. Kebetulan jurusan kami sedang persiapan untuk bertanding di olimpiade
tingkat kampus.
Selama
persiapan, kami di latih oleh Kak Nancy, alumni Teknik Geologi ITB yang juga
merupakan perenang nasional. Kak Nancy mengajarkan tidak hanya gerakan berenang
yang benar, tetapi juga aturan renang dalam perlombaan. Ternyata banyak teknik
dan ketentuan yang sebelumnya tidak saya pikirkan.
Ada
ketentuan perlombaan yang fatal apabila kita tidak mengetahuinya. Misalnya untuk gaya
dada ternyata saat sampai finish, dinding kolam harus disentuh dengan dua
tangan bersamaan. Kalau baru satu tangan yang sampai hitungan waktu di stopwatch
masih terus berjalan.
Gerakan
yang saya lakukan selama ini ternyata ada yang masih kurang efektif. Pada gaya
bebas, saat mengambil nafas kepala menoleh ke kanan. Rotasi kepala tidak usah
terlalu banyak agar tidak kehilangan momentum. Bahkan asalkan setengah mulut
sudah muncul ke permukaan air dan memungkinkan untuk mengambil nafas, lakukan saja. Air yang
masuk ke mulut dapat dibuang ketika kepala kembali menyelam ke air. Saat
mendayung dengan tangan, jari harus rapat agar daya dorong yang didapat lebih
besar. Gerakan tangan pun tidak perlu terlalu lebar saat mendayung. Cukup
membentuk segitiga di sekitar dada agar tidak terlalu banyak menambah hambatan
saat memecah air.
Awalnya
cukup berat mengubah kebiasaan. Gerakan yang sudah tertanam di otot sejak
kecil, harus diganti dengan gerakan efektif yang bisa membuat laju di air menjadi lebih cepat. Banyaknya ketentuan dan aturan yang perlu dipelajari juga semakin
menambah beban dalam berlatih. Namun letih dan lelah ketika berlatih terbayar
dengan medali-medali yang kami kumpulkan dari nomor cabang renang pada ajang
kompetisi olahraga tingkat kampus ini.
Ketika kita
sudah lebih serius menjalankan suatu hal, kita semakin dalam menyelami samudra
bidang tersebut. Pengalaman saya main gim yang sulit membuat saya jadi belajar
strategi untuk bertanding esport di tingkat internasional. Pilihan untuk
mendaftar sebagai atlet renang pun memoles gerakan renang dan pengetahuan
tentang balap air. Untuk menjajal kemampuan apakah saya perlu mengikuti Pokemon
VGC region Asia Tenggara yang akan diselenggarakan pada pertengahan tahun 2023?
Komentar
Posting Komentar