Salah satu kata pertama yang saya temui saat mulai belajar bahasa Mandarin di Taiwan adalah 小姐 (xiǎojiě). Kata ini di Taiwan pemiliki arti Miss. Biasa digunakan untuk memanggil orang. Kalau di jalan ada yang memanggil, “xiǎojiě, xiǎojiě!”dalam bahasa Indonesia mirip seperti “mbak, mbak!” Selain itu penggunaannya bisa juga untuk panggilan hormat untuk yang lebih tua tapi belum menikah. Orang yang bernama Mbak Chen dan Mbak Wang misalnya, jika dalam bahasa Inggris sebutannya Ms. Chen dan Ms. Wang, dalam bahasa Mandarin akan dipanggil Chen xiǎojiě dan Wang xiǎojiě.
Kata ini umum digunakan di
Taiwan. Tapi katanya tidak boleh diucapkan kalau kita sedang di Tiongkok
daratan. Di sana kata yang sama diartikan sebagai pelacur. Jangan sampai kalau
maksud kita memanggil seorang perempuan muda, malah dianggap melecehkan karena
menyebutnya sebagai perempuan nakal.
Ketika pertama kali diberitahu
saya hanya berpikir ooh saja. Setahun berikutnya, saya baru diceritakan
asal usul kata tersebut dari guru, termasuk tentang perubahan maknanya.
Dari zaman dahulu, Tiongkok
juga sudah menggunakan kata 小姐 (xiǎojiě) untuk memanggil mbak-mbak muda yang belum bersuami.
Namun ketika revolusi budaya yang diinisiasi oleh pemerintah komunitas tahun
1960-an, pengguannya mulai bergeser.
Pada masa itu kehidupan sangat
sulit. Ekonomi rakyat terpuruk. Banyak warga kelaparan. Untuk bekerja pun
sulit. Laki-laki yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja dapat menggunakan fisiknya
sebagai buruh pabrik, tenaga tenam di ladang, atau pekerja kasar. Namun untuk Wanita
pilihannya sangat terbatas. Mereka tidak dapat bekerja dengan kekuatan otot
seperti kaum Adam. Salah satu cara bagi wanita untuk mendapatkan uang tambahan
adalah dengan menjual dirinya.
Perempuan yang menjual
tubuhnya di jalan, tidak mau memberitahukan nama lengkapnya kepada klien. Mereka
tidak ingin keluarganya tahu tentang perbuatan asusila yang dikerjakannya untuk
menghidupi keluarga. Jika ada pelanggan yang mau menggunakan jasanya lagi si perempuan
akan berkata, “panggil (marga) xiǎojiě saja.” Jadi para lekaki yang mau “jajan”
akan mencari perempuan tersebut dengan panggilan xiǎojiě.
Sejak saat itu penggunaan kata xiǎojiě mengalami peyorasi (perubahan makna kata menjadi buruk). Jika sudah terbiasa belajar dengan bahasa Mandarin di Taiwan perlu berhati-hati saat pergi ke China daratan agar tidak salah panggil orang.
Komentar
Posting Komentar