Setelah masuk usia pensiun, seorang karyawan akan menjalankan masa purnabakti. Biasanya tempat kerja mereka mengadakan acara sebagai bentuk rasa terima kasih atas jasa dan pengabdian karyawan tersebut. Momen tersebut bisa jadi merupakan kali terakhir sang karyawan menginjakkan kaki di kantor dan bertemu dengan koleganya.
Tapi tidak
demikian dengan purnabakti yang terjadi di kampus. Dalam hal ini konteksnya
adalah dosen-dosen yang mengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB). Walaupun
sudah memasuki masa selesai bertugas (60 tahun untuk dosen yang posisinya belum
profesor dan 65 tahun untuk dosen yang bergelar profesor), dosen-dosen masih
ada yang ditugaskan di jurusan. Tugas yang diberikan seperti mengajar dan
melakukan penelitian, tidak sebanyak ketika masih aktif bertugas. Jadi interaksi
biasanya tidak putus sampai di sini. Kalau kata Bu Sari (Hasrini Sari) purnabakti
hanyalah prosedur administratif yang harus ditempuh. Bukan sebagai pemberhenti
aktivitas di kampus.
Momen acara
penghargaan kepada purnabakti mengingakan saya bahwa penting untuk menyiapkan
penerus untuk menggantikan dari generasi yang lebih muda. Cerita-cerita dari
dosen senior tentang pengalaman ketika pertama kali bergabung mengajar di
program studi Teknik Industri, ikut mengembangkan jurusan ini, hingga akhirnya mencapai
usia purna tugas, menarik untuk disimak. Bayak hal yang dapat dipelajari. Salah
satu hal yang beberapa kali disinggung adalah perlunya ada pengganti setelah
dosen tidak aktif lagi.
Misalnya Bu
Indryati Sunaryo, yang merupakan pengampu mata kuliah yang terkait dengan
psikologi manusia di jurusan Teknik Industri merupakan lulusan dari Psikologi
Universitas Indonesia. Selama 41 tahun pengabdian beliau, kuliah yang diampu di
antaranya Psikologi Industri, Perilaku Konsumen, dan Manajemen Sumber Daya
Manusia. Saat ini belum ada dosen muda yang memiliki latar belakang yang sama
dengan beliau. Sekarang masih dalam proses persiapan dosen yang dapat mengajar
mata kuliah yang pernah Bu Indry pegang. Salah satunya ada Ilham (Ilham Reza
Prasetyo) yang diproyeksikan untuk memegang mata kuliah yang berkaitan dengan
ilmu psikologi untuk bidang industri.
Dengan membina generasi penerus inilah yang dapat membuat suatu program studi dapat bertahan dan terus berkembang. Bu Indry pada mengatakan salah satu kutipan dari Pak Anang (Anang Zaini Gani) tentang analogi jurusan Teknik Industri jangan seperti dinosaurus. Dulu dinosaurus hidup, dan ukurannya juga besar. Tapi karena suatu sebab akhirnya reptile-reptil raksasa ini punah dan tidak ada lagi sekarang. Jurusan Teknik Industri dan “anaknya”, Manajemen Rekayasa, juga perlu mempersiapkan penerus-penerus yang nanti akan melanjutkan perjuangan para guru sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar