Belajar lebih efektif jika mendapatkan pengalaman praktikal langsung. Teori yang dipelajari dari buku akan lebih mudah dipahami apabila melihat bagaimana realisasi dari teori atau hukum tersebut di dunia nyata. Salah satu cara untuk mendapatkan pengalaman langsung dari materi yang didapat di kelas saat kuliah adalah dengan melakukan studi kerja.
Kewajiban Magang untuk Persiapan Menjadi Pahlawan
Terjadi mutasi besar-besaran pada manusia yang menyebabkan cukup besar proporsi populasi terlahir dengan kekuatan super. Ada yang dapat membaca pikiran, berubah bentuk, menggerakan benda tanpa disentuh, terbang, dan beragam kemampuan spesial lainnya. Bakat ini dinamakan dengan quirk. Sebagian orang menggunakan bakat ini untuk kebaikan dan mengambil jalur menjadi pahlawan, sebagian lainnya menyalahgunakan kelebihannya untuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Keadaan ini merupakan latar cerita dari manga dan anime Boku no Hero Academia.
Izuku
Midoriya, merupakan seorang pelajar dari U.A. High School, sekolah untuk
para generasi muda yang beraspirasi untuk menjadi pahlawan. Selain belajar
teori di kelas, kurikulum sekolah ini mewajibkan siswanya melakukan pemagangan selama
minimal satu semester. Para siswa dipasangkan dengan pahlawan profesional dan
bekerja sebagai karyawan paruh waktu di kantor pahlawan tersebut. Harapannya
siswa dapat belajar secara langsung bagaimana praktik pemanfaatan quirk untuk
menjalankan peran-peran sebagai pahlawan di dunia nyata.
Memulai Work-Study di Agensi Pahlawan Terbaik |
Selama praktik
banyak aplikasi teknis yang tidak didapatkan di bangku kelas. Misalnya Midoriya,
bersama dua orang teman sekelasnya, Bakugo dan Shoto, melakukan kerja praktik
di agensi pahlawan nomor 1 di Jepang. Ilmu tentang mempercepat durasi dalam berpindah
antar tempat (traveling time) diajarkan dari Endeavor, seorang pahlawan
yang menjadi sosok mentor selama kelas di lapangan ini.
Mentor Mengajarkan dengan Contoh Langsung di Lapangan |
Pengalaman
menghadapi penjahat di jalan akan terasa manfaatnya lebih nyata apabila para murid
telah lulus dari sekolah. Guru di kelas memberikan bekal teori kepahlawan. Realisasi
praktik untuk menjadi sosok pahlawan yang ideal lebih diasah oleh pembimbing di
lapangan.
Inisiasi Menteri untuk Memperbanyak Pengalaman Praktik
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Kabinet Indonesia Maju memiliki program kerja unggulan untuk perguruan tinggi yang diberi nama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa dibebaskan untuk belajar dari luar kelas dalam bentuk kegiatan pertukaran pelajar, proyek mandiri, proyek di desa, wirausaha, penelitian, magang atau praktik di industri, serta proyek kemanusiaan. Dari aktivitas-aktivitas ini, nantinya dapat diklam di kampus sebagai mata kuliah untnuk memenuhi syarat kelulusan. Niat dari inisiatif ini baik, yakni ingin memberikan kesempatan mahasiswa untuk memilih secara bebas kegiatan yang ingin dipelajarinya untuk mendukung kelulusan studi sarjananya.
Di jurusan Teknik Industri (TI) dan Manajemen Rekayasa (MR) kampus Institut Teknologi Bandung, format kegiatan MBKM yang paling populer adalah pemangan di perusahaan. Mahasiswa dapat menerapkan secara langsung materi kuliah yang dipelajari untuk aplikasi langsung pada bisnis. Mahasiwa juga bisa merasakan pengalaman bekerja sebagai karyawan. Mayoritas lulusan jurusan ini memulai karir sebagai profesional di industri. Jadi jika lebih awal mendapatkan paparan mengenai budaya perusahaan dan budaya kerja, mahasiswa dapat lebih awal mempersiapkan diri untuk menjadi budak korporat.
Seperti halnya Midoriya dan kawan-kawan yang belajar langsung dari pahlawan profesional di pemagangannya, mahasiwa jurusan TI & MR pun dapat mempelajari esensi konsep keilmuan dari para pembimbing di tempat kerja. Banyak materi yang sifatnya abstrak dan pemahaman mahasiswa bisa jadi kurang jika hanya mendengar pemaparan di kelas.
Misalnya mahasiswa TI belajar mengenai budaya organisasi. Implementasi nilai dan norma pada perusahaan bisa jadi tidak terlihat secara fisik. Mungkin ada beberapa perusahaan yang menempel poster-poster di kantornya, tetapi budaya lebih terasa saat interaksi antar pegawai, bagaimana karyawan bekerja di kantor setiap harinya, hingga bagaimana pihak manajemen mempertahankan budaya ini. Dengan mencoba menjadi karyawan perusahaan, berinteraksi dengan pekerja lainnya, dan mencoba melakukan penelitian untuk memecahkan sebuah masalah yang ditemui oleh perusahaan, mahasiswa bisa mengalami langsung bagaimana budaya organisasi diterapkan pada kantor tersebut.
Mentor di
perusahaan bisa menjadi sosok dosen yang mengajarkan ilmu praktikal langsung
kepada mahasiswa selama melakukan pemagangan. Ilmu yang dipelajari melalui
praktik langsung bisa jadi lebih diingat dan tertanam dalam diri mahasiswa
hingga lulus dari jenjang sarjana. Pengalaman ini juga dapat membantu mahasiswa
lebih memahami materi yang diajarkan di kelas. Jika dimanfaatkan dengan baik, kesempatan
ini dapat sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam membuat rencana pengembangan
jalur karir profesionalnya.
Komentar
Posting Komentar