Permasalahan yang semakin kompleks membuat membutuhkan kolaborasi dari lebih dari satu disiplin ilmu untuk mencari solusinya. Di Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB), sudah lebih dari 10 tahun dijalankan mata kuliah yang mengajarkan kerja sama tim lintas disiplin ilmu, salah satunya Proyek Rekayasa Interdisiplin yang melibatkan mahasiswa dari semua jurusan yang ada di FTI. Selain kuliah untuk mahasiswa, bagi dosen juga sering diadakan kegiatan kolaboratif lintas program studi (prodi).
Salah satu
kegiatan kolaboratif yang saya ikuti adalah koordinasi untuk persiapan visitasi
asesor akreditasi internasional dari Indonesian Accreditation Board for
Engineering Education (IABEE). Pada tahun 2022, ada empat prodi di FTI yang sedang
dalam proses pengajuan akreditasi internasional ini. Ketua prodi dan tim
akreditasi dari jurusan Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik Industri dan
Manajemen Rekayasa mengikuti rapat satu hari yang membahas mengenai persiapan
jurusan masing-masing, respon terhadap komentar dari asesor sebelumnya, serta
aktivitas yang akan dilakukan hingga menjelang kunjungan asesor.
Dari sharing
masing-masing jurusan ini kami bisa saling belajar untuk memperbaiki kekurangan
dan memperkuat kelebihan. Dari cerita apa yang dilakukan Teknik Kimia dalam hal
keamanan dan keselamatan gedung patut dicontoh oleh jurusan Teknik Industri dan
Manajemen Rekayasa. Teknik Kimia mengadakan fasilitas keselamatan mulai dari
rambu hingga APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dengan lengkap. Teknik Kimia juga
rutin mengadakan safety drill bagi civitas akademika dan rutin melakukan
peremajaan APAR. Apabila APAR mau expire, mereka mengadakan pelatihan
pemadaman api bagi mahasiswa untuk menghabiskan APAR atau yang dikenal dengan
“pesta busa”. Jika ada bencana atau kebakaran, evakuasi orang dari setiap
lantai akan dipimpin oleh floor caption yang sudah terlatih. Safety
induction kepada mahasiswa juga secara konsisten diselenggarakan di akhir
semester.
Teknik
Fisika unggul dalam melibatkan alumni dan dewan penasiwat (Advisory Board, AB).
Jurusan ini pernah menyebarkank kuesioner kepada puluhan alumninya untuk
meminta pendapatnya apakah kuliah-kuliah yang diselenggarakan relevan dnegan
lapangan kerja sekarang. Masukan-masukan dari alumni ini merupakan basis dalam
kajian penyusunan kurikulum baru. Di tahun 2019 lalu, bobot Artificial
Intelligence banyak ditambahkan dalam mata kuliah-mata kuliah yang
diajarkan di Teknik Fisika sebagai bentuk respon dari masukan alumni dan
pemangku kepentingan agar kurikulum lebih update dengan perkembangan
teknologi terbaru.
Selain
kelebihan tersebut, Teknik Kimia dan Teknik Fisika mengungkapkan masih ada
kekurangan di bagian rapot pemenuhan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dari
setiap mahasiswanya. Di lain sisi, Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa
memiilki kekurangan belum menjalankan sistem Kesehatan, keselamatan, dan
keamanan sebaik Teknik Kimia serta belum terlalu rutin berkomunikasi dengan
alumni dan AB seperti Teknik Fisika. Namun yang menjadi keunggulan Teknik Industri
dan Manajemen Rekayasa adalah sudah dapat mengeluarkan transkrip penilaian CPL
untuk setiap lulusan.
Dalam
menjalinkan pendidikan tinggi, ada target kemampuan yang harus dicapai oleh
mahasiswa yang dibina. Target kemampuan ini tertuang dalam CPL. Idealnya
setelah menyelesaikan masa studi lulusan diharapkan dapat mempraktikkan
kemampuan-kemampuan yang ditentukan CPL masing-masing prodi. Syarat akreditasi
IABEE salah satunya adalah prodi harus bisa tahu ketika lulus apakah mahasiswa
sudah mendapatkan seluruh CPL dan bagaimana skornya. Teknik Industri dan
Manajamen Rekayasa sudah membuat sistem rekapitulasi untuk mengetahui nilai dan
pencapaian CPL masing-masing mahasiswa setiap semesternya.
Persiapan
untuk akreditasi jurusan merupakan hal yang cukup menantang karena banyak
dokumen detil yang perlu disiapkan. Jika suatu jurusan hanya menyusun
pengajuannya sendirian, proses akreditasi akan lebih sulit dan bisa jadi banyak
kekurangan yang dinilai oleh asesor. Dengan berkolaborasi, tiap jurusan bisa
saling belajjar dan melengkapi hal yang masih kurang. Misalnya dari kolaborasi
jurusan-jurusan yang ada di FTI ITB dalam pengajuan akreditasi, Teknik Fisika
bisa memberikan role model untuk praktik keselamatan, keamanan, dan
kesehatan lingkungan kerja yang baik, Teknik Fisika dapt menjadi contoh
koordinasi dengan stakeholder yang ideal, serta Teknik Industri dan
Manajemen Rekayasa dapat berbagi tentang best practice pengukuran CPL
per individu yang akuntabel. Seperti kata pepatah, competition make us
faster, collaboration make us better.
Komentar
Posting Komentar