Pertama kali saya bertemu dengan kapal Dewaruci ketika masih bekerja di Balikpapan. Di jalan menuju kantor dan melewati Pelabuhan Semayang. Salah satu kapal yang sedang berlabuh terlihat ramai dengan bendera-bendera yang berkibar di tiang-tiangnya. Ternyata kapal tersebut adalah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci, kapal latihan bagi kadet angkatan laut yang sudah mengelilingi dunia. Kapal tersebut sedang berlabuh di Pelabuhan Balikpapan selama beberapa hari dan mengadakan pameran.
Bersama
beberapa teman kantor saya berkunjung ke dermaga untuk melihat-lihat kapal ini.
Pertama kali berkesempatan naik gedalak dan melihat fitur-fitur Dewaruci lebih
dekat membuat saya terkesima. Hal yang membuat saya kagum adalah kapal yang
dibuat tahun 1930-an ini mampu mengarungi samudera dan menjelajah berbagai
negara.
Ketika di
atas dek kapal Dewaruci saya membayangkan bagaimana perjalanan di laut,
menghadapi ombak tinggi, hingga menghadang badai. Kebetulan salah satu anime
favorit saya adalah cerita tentang sang pemuda yang berlayar bersama para nakama-nya
untuk menjadi raja bajak laut. Jadi berkesempatan naik ke atas kapal ini
membuat imajinasi saya berkelana membayangkan jika merasakan berlayar di lautan
pada dunia One Piece. Apalagi ketika itu saya berkunjung bersama
teman-teman yang membuat saya juga membayangkan mereka adalah kru kapal yang
bertuang bersama.
Saat ada
dinas di Cirebon selama beberapa pekan, kebetulan pada hari Minggu saya ingin
mencoba nasi jamblang pelabuhan karena banyak yang merekomendasikan. Setelah
menyamtap nasi jamblang untuk sarapan, saya pulang dengan berjalan kaki. Ketika
lewat pelabuhan, saya penasaran untuk lihat-lihat laut dan kapal yang sedang
bersandar. Apalagi di Minggu pagi banyak pesepeda dan pejalan kaki yang
olahraga ke arah dermaga.
Sampai di
dermaga, ada kapal yang sedang bersandar dan orang-orang ramai mendekatinya.
Kapal tersebut nampak familiar dengan banyaknya bendera yang dikaitkan di
tiang-tiangnya. Dan setelah mendekat, terlihat bahwa kapal tersebut dalah KRI
Dewaruci yang sedang melakukan ekspedisi jalur rempah. Langsunglah saya ikut
merapat.
Walaupun
berbeda kondisi dan berbeda waktu, antusiasme saya untuk bisa naik ke atas
geladak kapal tetap sama dengan dulu ketika pertama bertemu. Saya sampai jam 8
kurang 15 menit dan tangga naik ke kapal masih di tutup. Katanya akan dibuka
pukul 8 pagi. Namun sudah banyak orang yang antri.
Sambil
menunggu saya duduk di pinggir dermaga dan tidak sengaja mencuri dengar percakapan
seorang ayah dengan anaknya. Sang ayah menjelaskan bendera-bendera yang
berkibar di atas KRI Dewaruci. Di antaranya ada Thailand, Meksiko, dan Brazil.
Ketika saya pergi ke Brasilia, perjalanan dengan pesawat dari Jakarta saya
sudah memakan waktu hampir 30 jam. Apalagi kalau mengarungi lautan. Tidak
terbanyang berapa lama waktu yang dihabiskan di laut dan seberapa jauh
perjalanan menuju negeri samba itu.
Ketika
akhirnya tangga dibuka dan pengunjung dipersilakan masuk, akhirnya saya masuk
ke dalam antrian. Rasanya antusias dan nostalgia. Tidak hanya kangen mengingat
pengalaman pertama naik ke kapal, tetapi kenangan-kenangan ketika masih di
Balikpapan juga ikut bermunculan. Ternyata saya tidak hanya kangen Dewaruci,
tapi juga kangen teman-teman di Balikpapan.
Di atas
geladak, kondisinya sepertinya masih tidak jauh berbeda ketika saya pertama
naik. Hanya saja waktu yang saya habiskan di atas tidak selama dulu karena
pengunjung yang sangat banyak. Dulu kami masih sempat berbincang-bincang dengan
salah satu Anak Buah Kapal (ABK) dan juga mencoba berpose dengan roda setir
yang besar. Pada waktu itu kami juga sempat menonton pertunjukan dari para ABK
yang beratraksi di atas tiang-tiang kapal.
Seharusnya
kapal ini sudah diberhentikan dan masuk museum karena usia pelayaran yang wajar
selama 40 tahun. Apalagi kapal ini pernah rusak saat pelayarannya. Namun pada
masa pemerintahan presiden SBY masa bakti sang Dewaruci diperpanjang menjadi
100 tahun. Semoga kapal ini dapat belayar dengan mulus hingga akhir masa tugasnya.
Selain
Balikpapan dan Cirebon, pada ekspedisi maritim 2022 KRI Dewaruci akan berlabuh
dan mengadakan openship pada beberapa kota di pesisir bantai seperti
Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Pangandaran. Informasi mengenai lebih
lanjut mengenai KRI Dewaruci, jadwal, dan kegiatannya dapat disimak di
Instagram @kri_dewaruci.
Pertemuan kembali yang tidak direncanakan ini memberikan memori nostalgia atas pengalaman tinggal di Balikpapan dan membangkitkan kembali imajinasi berlayar di kapal bajak laut. Walaupun dulu berkunjung bersama teman-teman dan sekarang melihat-lihat sendirian, tapi antusiasme ketika bertemu tetap sama. Sampai lain waktu, KRI Dewaruci. Jayasleva Jayamahe!
Komentar
Posting Komentar