Manga Spy x Family yang bercerita tentang kehidupan keluarga mata-mata yang masing-masing menyimpan rahasia ini bergenre komedi. Namun banyak dapat diambil pelajaran yang penuh arti. Pada chapter 28 manga karya Tatsuya Endo ini diceritakan salah satu teman sang tokoh utama yang sedang bersekolah di SD elit terancam harus berhenti sekolah karena perusaan farmasi milik keluarganya bankrut.
Teman-teman
sekelasnya berusaha menghibur di hari terakhir sekolahnyau itu dengan mentraktik
makan, memberikan kenang-kenangan, dan menyanyikan lagu yang rencananya akan
ditampilkan di pagelaran akhir semester. Harapannya dengan melakukan hal tersebut si anak yang akan putus
sekolah memiliki kenangan terakhir yang indah bersama teman sekelasnya. Walaupun
ternyata terjadi kesalahpahaman tentang kebankrutan bisnis keluarganya dan sang
murid bisa melanjutkan sekolah seperti biasa.
Penampilan Paduan Suara yang Dipercepat. Sumber: Manga Spy x Family |
Membaca
cerita tersebut saya jadi teringat momen bersama teman SMA ketika merangkul
teman yang mau berhenti sekolah. Ada salah satu teman sekelas yang despresi
akibat kedua orang tuanya bercerai. Dia sempat tidak masuk sekolah beberapa
hari, bahkan status Friendsternya mengindikasikan ada tendensi untuk melukai diri
sendiri. Oleh karena itu, kelas kami berencana memberikan dukungan moral kepadanya.
Meninggakan Sekolah dengan Memori Indah. Sumber: Manga Spy x Family |
Kami membuat
spanduk bertuliskan ucapan penyemangat dan kata-kata yang memotivasi teman sekelas
tersebut agar mau kembali bersekolah. Saya bertugas untuk beli kain putih yang
nantinya akan ditambahkan ucapan dengan menggunakan spidol papan tulis. Di toko
kain di Pasar Kosambi kain yang murah dan mudah menyerap tinta tidak banyak jenisnya.
Pilihan saya akhirnya jatuh pada kain kafan. Kain ini murah. Harganya Rp6.000/meter
ketika itu. Dan jika ditulis dengan spidol tintanya langsung menyerap. Uang
patungan dari teman sekelas saya pakai untuk membeli 10 meter kain. Teman kelas yang lain tahu bahwa kain yang dipakai
untuk menulis spanduk penyemangat adalah kain yang biasa digunakan untuk
membungkus orang meninggal. Rahasia ini tentu tidak kami buka kepada si
penerima ucapan.
Di sekolah kami
menulis ucapan saat istirahat, di sela-sela jam pelajaran, dan setelah bel
pulang dibunyikan. Karena kainnya tidak pendek, ketika anggota kelas kami menulis
juga menarik perhatian teman dari kelas lain. Mereka pun ikut menyumbangkan
kata-kata dukungannya. Akhirnya seluruh sekolah berkontribusi memenuhi kain
ucapan yang cukup panjang ini.
Saya agak
lupa bagaimana persisnya teman kami yang mau drop out ini akhirnya mau
kembali ke sekolah. Tetapi saya ingat betul momen ketika kafan semangat ini
dibentangkan dari atas gedung. Kelas kami terletak di lantai 3, lantai tertinggi
di bangunan sekolah. Bangunan kelas kami ada di tengah sekolah yang menghadap
ke taman dan dikelilingi oleh bangunan kelas lainnya. Jadi ketika kain
dilemparkan dari kelas ke taman di bawah, kelas lain pun dapat menyaksikannya. Seluruh
sekolah bersorak dan menyerukan dukungan kepada teman sekelas saya yang sedang
berdiri di taman. Ia terlihat tersentuh namun berusaha menutupi tangis harunya.
Akhirnya dia mau melanjutkan sekolah kembali dan kami bisa lulus bersama-sama.
Apa Bahasa Lainnya Air Asin yang Keluar dari Mata ya? Sumber: Manga Spy x Family
Pada masa SMA,
Kesehatan mental belum terlalu digembor-gemborkan. Tapi kami sadar bahwa jika
ada teman yang sedang sedih kita perlu hibur dan beri dukungan. Terlambat memberi
perhatian dan kita pun akan menyesal. Kala itu juga belum ramai media social dan
kami murni mengumpulkan ucapan untuk memberikan bantuan moral, bukan untuk membuat
konten yang diharapkan menjadi viral. Dukungan yang kita berikan kepada teman
jika diberikan dengan tulus maka akan dapat menyentuh hati sang penerima pesan.
Komentar
Posting Komentar