Ketika kuliah kita dapat memilih kelas-kelas pilihan di luar mata kuliah wajib. Satu hal yang saya sesali ketika kuliah S1 dahulu adalah tidak mengambil mata kuliah pilihan yang diampu oleh profesor. Padahal kuliah yang diampu oleh profesor biasanya tidak hanya mengajarkan ilmu, tapi juga banyak hal lain yang dapat dipelajari.
Bersama Sahabat-Sahabat Jurusan Manajemen Rekayasa Industri Angkatan 2011 |
Semakin
berpengalaman seseorang, semakin dalam juga ilmunya. Dalam dunia perguruan
tinggi, gelar profesor merupakan anugrah yang diberikan setelah melalui beragam
pencaiapain dan kontribusi terhadap keilmuan. Pengalaman yang sudah banyak ini
juga membuat ketika mengajarkan suatu mata kuliah para profesor tidak hanya
mengajarkan apa yang ada di buku saja, tetapi juga menyertakan kebijaksanaan yang
seringkali tidak hanya dipelajari dari materi saja.
Pengalaman yang Kaya
Misalnya ada kuliah
di jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (TI ITB) yang diampu oleh
Prof. Dradjad Irianto. Berdasarkan pengalaman sebagai tenaga ahli di Kementerian
Perindustrian, beliau banyak mendapatkan ilmu praktis dari pengalamannya terjun
langsung ke industri. Salah satunya ada cerita beliau tentang salah satu
produsen peratalan elektronik rumah tangga di Indonesia yang sudah cukup maju
dalam RnD (Research and Development). Mereka memiliki sound chamber, ruang
yang didesain agar menyerap suara dan digunakan untuk penelitian akustik,
terbaik di Indonesia. Kunjungan ke pabrik tersebut terbatas karena beliau mewakili
regulator. Kalau hanya studi biasa, kunjungan ke tempat produksi biasanya akan
sulit.
Mendalami Filosofi Ilmu
Selain Pak Dradjad,
ada juga profesor lain di TI ITB yang juga sering bercerita filosofis. Di kelas
yang diampunya, Prof. Senator Nur Bahagia sering mengajarkan mengenai filosofi
keilmuan Teknik Industri dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari, tidak hanya
untuk dipraktikkan di industri. Misalnya tentang fishbone & 5-Whys,
yang sering digunakan untuk menggali akar masalah juga dapat
diimplementasikan untuk mencari rootcause dari masalah hidup yang kita
hadapi.
Metode Ajar yang Efektif
Pengalaman mengejar
bertahun-tahun membuat para profesor biasanya telah mendalami materi yang
diajar dan mengetahui bagaimana teknik terbaik dalam mengajar materi tersebut. Misalnya
ketika mengampu mata kuliah Tugas Akhir I, Prof. Yassierli tidak hanya mengajarkan
apa yang tercantum dalam slide materi. Beliau lebih menyampaikan tentang
landasan untuk melakukan riset dan menyusun tugas akhir yang baik. Peserta
kelas juga diajak untuk berdiskusi sehingga suasana kelas terasa aktif karena
saling bertukar pendapat.
Dibandingkan ketika
saya pertama kali mengajar, metode pengajaran para profesor jauh lebih baik.
Mata kuliah yang pertama kali saya pegang selama satu semester adalah Probablitas
dan Statistika untuk mahasiswa semester III di ITERA (Institut Teknologi
Sumatera). Sebelum persiapan, saya hanya membaca buku paket dan yang
disampaikan saat dikelas hanya seperti membaca buku paket. Belum banyak contoh
nyata yang dapat saya sampaikan berdasarkan pengalaman. Kadang ketika ditanya
oleh mahasiswa saya masih bingung mengenai dasar dari suatu teori distribusi statistik.
Jadi untuk memilih
mata kuliah pilihan, selain memilih berdasarkan relevansi dengan topik penelitian
Tugas Akhir dan selaras dengan karir yang kita inginkan, saya menyarankan untuk
mengambil mata kuliah yang diampu oleh seorang profesor. Dengan pengalaman yang
memupuk, para dosen ini biasanya memiliki pengalaman yang beragam, filosofi
ilmu yang lebih dalam, serta metode pengajaran yang lebih efektif agar
mahasiswa lebih mudah paham materi yang diajarkan. Memang tidak menutup
kemungkinan ada saja profesor yang tidak berpengalaman, cerdas namun tidak
dapat mengajar, atau kurang paham materinya. Tapi setidaknya profesor-profesor
yang saya temui sangat layak untuk berguru dari mereka.
Komentar
Posting Komentar