Sidang Tugas Akhir atau skripsi merupakan penentu kelulusan bagi mahasiswa sarjana. Setelah melalui perjuangan melakukan penelitian dan menulis laporan, akhirnya mahasiswa dapat mempertahankan temuan risetnya di depan para dosen penguji dan pembimbing. Sebelum benar-benar dinyatakan lulus biasanya akan ada revisi yang perlu dilakukan pada penulisan buku Tugas Akhir. Perbaikan yang hampir pasti selalu diminta oleh dosen penguji adalah tentang salah ketik dan tata tulis.
Solusi
sederhana untuk menghindari kesalahan ketik dokumen dalah dengan membaca
verbatim secara verbal. Maksudnya adalah kita perlu membaca file ketikan verbatim,
kata demi kata, dengan mulut terbuka dan mengeluarkan suara. Jika hanya membaca
dalam hati bisa jadi ada kata yang terlewat. Barulah ketika dibaca dengan suara,
kita sadar ada huruf yang kurang atau kata yang salah. Membaca dari awal hingga
akhir mungkin akan terasa panjang. Oleh karena itu sebaiknya membaca satu per
satu ini tidak dilakukan sekaligus, melainkan dicicil beberapa halaman sekali.
Saat
mencetak dokumen saya sering membaca halaman yang sudah tercetak sambil
menunggu halaman lainnya di-print. Terkadang kalau sebelum dicetak tidak
melakukan pengecekkan verbatim secara verbal ini ada saja kesalahan yang
ditemukan. Makanya sebelum dicetak saya biasanya akan mencoba membaca lantang
terlebih dahulu. Tak hanya untuk dokumen yang dicetak, tips ini juga berlaku untuk
tulisan yang akan dipublikasikan di internet. Tidak hanya untuk bahasa
Indonesia, membaca kata per kata secara lantang ini juga berguna untuk mengecek
dokumen berbahasa asing. Karena biasanya kalau ada kata yang salah kita akan
sadar saat dibaca dan terdengar oleh telinga.
Untuk
kesalahan tata tulis, sering kali bentuk kesalahannya adalah hal sederhana
seperti menggunaan kata di. Cukup banyak mahasiswa yang menulis ‘di lakukan’ atau
‘dimana’. Kata tersebut umum dijumpai padahal menurut tata bahasa merupakan
penulisan yang salah. Ketika tingkat 1 di ITB mahasiswa sudah mendapatkan mata
kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah (TTKI), yang juga membahas mengenai ejaan bahasa
Indonesia yang benar. Tak jarang mereka memperoleh indeks nilai A pada mata
kuliah tersebut. Jadi langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi kesalahan ini antara lain dengan mengulang kembali apa yang sudah
dipelajari pada kuliah TTKI serta membaca ulang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Dengan dua tips sederhana ini, membaca dengan suara kata per kata serta menggunakan panduan ejaan dan tata tulis yang baik dan benar, dapat mengantisipasi terjadinya kesalahan penulisan laporan sebelum sidang Tugas Akhir. Saat membaca dokumen yang benar penulisannya dan tanpa kesalahan, dosen penguji juga akan lebih mudah dalam menilai konten dibandingkan ketika membuka halaman pertama sudah menemukan typo. Menulis Tugas Akhir dengan baik pun dapat mempermudah jika masih ada revisi setelah sidang.
Komentar
Posting Komentar