Institut Teknologi Bandung (ITB)
menyelenggarakan beragam pilihan summer course mulai dari bulan Juni
2022. Dalam masa pandemi Covid-19 ini seluruh kelas dilaksanakan secara
virtual. Kelompok Keahlian Manajemen Industri (KKMI) dari Fakultas Teknologi
Industri (FTI) ITB mengadakan program International Virtual Course (IVC)
bertajuk Product and Business Development. Kelas yang disetarakan dengan
mata kuliah TI4031 Pengembangan Produk dan Bisnis ini berlangsung dari tanggal
2 – 23 Agustus 2022.
Pencarian Pemateri yang Kompeten
Syarat dari Direktorat
Pendidikan ITB untuk menjalankan kuliah ini adalah paling sedikit melibatkan 3
orang dosen asing. Dosen asing berarti Warga Negara Asing. Jadi dosen kampus
luar negeri tapi kalau masih memegang paspor Indonesia tidak masuk dalam kriterianya.
Dengan memanfaatkan jejaring internasional dari dosen-dosen KKMI terkumpul tiga
dosen asing dan dua Warga Negara Indonesia yang berafiliasi dengan universitas
luar negeri. Pengisi pertemuan lainnya adalah dosen-dosen KKMI. Instruktur
kuliah IVC Product and Business Development ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
Dosen asing yang berkolaborasi
pada IVC ini adalah Prof. Louis Moutinho, Dr. Adam Uhrdin, dan Lennart Knot
sebagai praktisi dari industri. Dr. Fathiro dan Prof. Juliana walau menjadi
staf di universitas di Inggris tapi merupakan Warga Negara Indonesia.
Pendaftaran Peserta secara Terbuka
Calon mahasiswa yang berminat
mengikuti IVC yang diselenggarakan tahun ini dapat mendaftar secara terpusat
melalui portal penerimaan ITB. Tujuannya untuk memudahkan program studi penyelenggara dalam mengelola
calon peserta yang masuk. Namun terdapat beberapa kekurangan yang masih dapat
diperbaiki.
Dalam website pendaftaran
tidak ada alur yang jelas mengenai pendaftaran yang membuat peserta cukup
kebingungan. Tahapannya adalah pertama peserta mengisi formuliar dan mengunggah
dokumen yang diminta, seperti dokumen identitas, bukti status sebagai
mahasiswa, dan transkrip akademik. Kemudian akan muncul tagihan untuk membayar
biaya pendaftaran sebesar Rp200.000 untuk mahasiswa Indonesia dan profesional.
Mahasiswa asing dibebaskan biaya pendaftaran dan biaya kursus. Setelah selesai
mendaftar pihak ITB akan memverifikasi kelengkapan. Kemudian Person in
Charge (PIC) setiap kuliah memberikan keputusan final apakah peserta
diterima atau tidak. Setelah peserta diterima perlu melakukan aktivasi akun
pada portal tersebut untuk dapat dibuatkan NIM dan disertakan dalam Daftar
Peserta Kuliah.
Sayangnya alur ini tidak
dikomunikasikan di awal kepada para peserta yang mendaftar sehingga membuat beberapa
peserta terhenti dalam proses mendaftar karena tidak tahu lagi apa langkah
selanjutnya. Padahal dengan menempatkan flowchart atau infografis
tentang urutan mendaftar dapat membuat peserta tidak bolak-balik bertanya
kepada contact person karena kebingungan dalam mengisi data.
Selain alur yang kurang jelas,
terdapat bug dalam sistem pendaftaran yang membuat calon peserta kuliah
perlu mengunggah motivation letter dan statement of purpose. Padahal
dua dokumen tersebut merujuk pada hal yang sama. Sayangnya masih kurang
dijelaskan apa yang sebaiknya dituliskan dalam surat ini yang membuat narasi
motivasi dari peserta beragam. Ada peserta yang tulisaannya relevan dan
elaboratif namun ada yang hanya menuliskan satu kutipan singkat saja.
Direktorat Pendidikan ITB
menetapkan biaya perkuliahan seperti pada tabel di bawah:
Mahasiswa asing tidak perlu
mengeluarkan biaya sama sekali untuk mengikuti IVC. Sedangkan mahasiswa non ITB
atau profesional perlu membayar biaya registrasi dan biaya kursus sebesar
Rp3.000.000 untuk mengikuti IVC Product and Business Development yang
memiliki beban 3 SKS (Sistem Kredit Semester). Berdasarkan ketentuan biaya
kuliah, mahasiswa ITB hanya diwajibkan untuk membayar biaya pendaftaran. Namun banyak
dosen yang tidak setuju dengan kebijakan ini.
Pada rapat progres yang diadakan
setiap hari Kamis siang, beberapa PIC IVC menyuarakan mengenai concern untuk
mahasiswa ITB agar tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali. Penyelenggara
awalnya masih bertahan untuk tetap menarik biaya pendaftaran dengan alasan agar
pelaksanaan IVC sesuai dengan keputusan rektor. Ketika audit keuangan akan
menjadi temuan apabila berdasarkan keputusan rektor mahasiswa harus membayar
biaya registrasi untuk mengikuti IVC, tetapi pada realiasinya kemudian mahasiswa
tidak mengeluarkan uang untuk pendaftaran, akan menjadi temuan yang janggal.
Akhirnya setelah diskusi cukup
alot diputuskan akhirnya mahasiswa ITB dapat memperoleh pengembalian biaya
pendaftaran. Setelah melakukan pembayaran biaya pendaftaran, mahasiswa perlu
mengumpulkan surat komitmen untuk mengikuti perkuliahan. Di akhir uang sebesar
dua ratus ribu rupiah akan ditransfer kembali ke rekening mahasiswa.
IVC ditargetkan untuk mahasiswa
ITB dan mahasiswa internasional. Proporsi yang ideal adalah 1 : 1. Jika
kapasitas kelas IVC Product and Business Development adalah 30 orang,
maka harapannya setidaknya terdapat 15 mahasiswa asing sebagai peserta kelas.
Mengumpulkan pendaftar menjadi
tantangan tersendiri karena bantuan publikasi ITB terbatas, hanya dari website
saja. Panitia perlu menyebarkan informasinya melalui jejaring yang
dimiliki. Saya baru terpikir untuk menyebarkan ke grup mahasiswa Taiwan dan
Hong Kong. Karena waktunya terbatas, hanya kurang lebih 8 hari dari pembukaan
pendaftaran hingga hari pertama kuliah IVC, sudah cukup baik kami mendapatkan 6
mahasiswa asing yang mendaftar kelas Produt and Business Development.
Pelaksanaan Kuliah yang Padat Berbobot
Selama 15 pertemuan terdapat
kegiatan ceramah, diskusi, tugas kelompok, evaluasi peer, hingga penutupan.
Kelas yang diselenggarakan setiap pukul 15 – 18 WIB (Waktu Indonesia Barat) ini
dirancang dengan urutan sebagai berikut:
Di awal terdapat penjelasan
mengenai aturan main kuliah, bagaimana kuliah akan berjalan, platform yang
digunakan untuk share materi perkuliahan dan mengumpulkan tugas,
rangkaian tugas yang saling berkesinambungan, serta kebijakan penilaian. Untuk
kuliah ini bobot penilaian terbesar diambil dari final project yang
dikerjakan berkelompok dan dipresentasikan di akhir kuliah. Kemudian bobot
terbesar selanjutnya adalah review yang dikerjakan secara individu.
Proporsi penilaian sisanya didapatkan dari tingkat keaktifan dan kuis yang
diadakan di kelas. Akan ada sertifikat khusus bagi peserta yang aktif dan
kelompok terbaik dalam mengembangkan ide produknya.
Bekerja dengan tim yang berada
pada zona waktu yang berbeda merupakan tantangan. Untungnya walaupun beberapa pemateri
tidak tinggal di area GMT +7, koordinasi dapat dilakukan dengan baik. Kami
membuat Google Calendar dan membagikan kepada peserta dan lecturer yang
memungkinkan reminder muncul sesuai dengan timezone masing-masing.
Sempat ada kendala pada kuliah
kedua. Prof. Luiz Moutinho bergabung satu jam lebih awal karena sebelumnya kami
memberitahukan melalui email bahwa kuliah mulai jam 8 pagi di waktu beliau.
Ternyata kami tidak mempertimbangkan BST (British Summer Time) yang satu
jam lebih awal ketika musim panas. Seharusnya kuliah dimulai pukul 9 pagi. Karena
kami terlambat mengirimkan link Google Calendar dan mungkin beliau belum
mengintergrasikan dengan jadwalnya, maka beliau bergabung 1 jam lebih dulu. Di
awal pertemuan beliau sempat komplain mengenai sudah menunggu di waiting
room Zoom tapi belum ada yang meng-admit. Untungnya beliau masih
dapat memaklumi dan kuliah dapat berjalan dengan lancar.
Pada kuliah ke-3 tentang Product
Concept Development juga sempat ada kendala. Pada pagi harinya sang dosen
pengampu, Kang Aldila, mendadak demam dan tidak enak badan. Beliau merasa belum
mampu kalau harus memaksakan di sore harinya. Akhirnya jadwal terpaksa kami
geser ke hari Senin pagi di pekan depannya. Saya salut karena kelas mulai jam
09.30 WIB pagi, maka peserta yang bergabung dari Inggris harus online jam
3.30 waktu setempat. Pada kuliah-kuliah berikutnya kelas berjalan lancar dan
pembicara dari luar negeri bergabung tepat waktu.
Pada pertemuan pertama hingga
ketiga, peserta yang aktif itu-itu saja. Ada Jia Arias dari Filipina dan
Jonathan Salomo dari ITB. Awalnya panitia sempat khawatir apakah peserta yang
lain tidak mengikuti dengan baik. Untungnya mulai pertemuan keempat mulai lebih
banyak peserta yang rajin menjawab di chat dan langsung mengambil
inisiatif ketika dosen mengajak interaksi. Hingga akhir kuliah tercatat hampir 90%
peserta terlibat diskusi dan tanya jawab di dalam kelas secara virtual.
Ada 5 buah tugas yang perlu
dikerjakan peserta secara berkelompok selama IVC Product and Business
Development Berlangsung. Tugas-tugas ini mencakup product proposal, problems
definitions and customer requirements, product functionalities and
spesifications, product concept development serta business model
development. Panitia memberikan deadline pengumpulan yang reasonable.
Bahkan kami mempertimbangkan agar weekend peserta tidak terbebani
untuk mengerjakan tugasnya. Ketiga puluh peserta dibagi menjadi 7 kelompok dan
seluruh kelompok mengusulkan ide produk yang menarik serta mengerjakan
pengembangan produknya dengan menyeluruh. Ada yang mengusulkan baby
stroller, ada yang mengusung smart mirror, hingga ada yang mengajukan
ide home biodigester.
Penutupan yang Berkesan
Semangat peserta masih terjaga
hingga akhir kuliah. Pada pertemuan sebelum terakhir ketika presentasi dan
diskusi mengenai hasil kerjaan masing-masing kelompok pun terasa dinamis karena
masing-masing kelompok memberikan pandangan dan masukannya terhadap konsep
produk dari kelompok yang sedang melakukan pemaparan. Terdapat peer group
review juga yang memungkinkan setiap kelompok memberikan penilaian terhadap
kelompok lainnya. Masukan ini berharga tidak hanya untuk mematangkan konsep
produk tapi juga untuk merangsang daya kreativitas untuk berinovasi ke
depannya.
Hari terakhir IVC Product and
Business Development ditutup dengan bang! Ada beberapa mata
acara yang menurut saya menarik dan jarang dijumpai pada kuliah semester
reguler. Runutan acara graduation ceremony pada hari Selasa, 23 Agustus
2022, adalah sebagai berikut:
Setelah dipaparkan mengenai
tugas individu yang dapat dikerjakan selama 1 pekan, penjelasan mengenai
penilaian rekan sekelompok dan mengisi kuesioner akhir perkuliahan, peserta di
ajak bermain BINGO tentang product development. Aturan mainnya mirip
seperti bermain BINGO pada umumnya. Peserta menuliskan angka 1 sampai 25 secara
acak pada kotak 5 x 5. Kemudian peserta menyebutkan angka pilihannya dan
mencoret selnya. Jika sudah mencoret 5 kotak berurutan dan mendapatkan 5 garis
horizontal, vertikal, ataupun diagonal, maka pemain akan menang. Bedanya adalah
alih-alih angka, mereka menyebutkan kata-kata yang berhubungan dengan
materi yang dipelajari selama kuliah berlangsung. Dua puluh lima keywords yang
berhubungan dengan product and business development ini adalah sebagai
berikut:
Diskusi di kelas, tugas
kelompok, dan hasil pekerjaan individu yang dikerjakan peserta IVC ini tidak
hanya berakhir di folder kuliah saja. Kami memberikan panduan untuk membuat portfolio
mengenai product and business development. Setiap pekerjaan
mahasiswa kami sarankan untuk menggunggahnya di cloud storage.
Pengumpulan tugas pun kami hanya meminta untuk mengumpulkan link yang
dibuat public view. Dari
masing-masing tugas yang menggambarkan kemampuan mendesain produk dan merancang
bisnis, serta tools yang digunakan, dapat dicantumkan pada portfolio profesional
yang nantinya bisa dipajang di resume dan profil LinkedIn. Jika ingin bekerja
di bidang product and business development, hasil pekerjaan yang
tersusun rapi ini dapat membuat profil calon karyawan lebih menjual
dibandingkan kandidat lainnya.
Panitia juga menyediakan template
yang dapat dikustomisasi sesuai dengan warna dan tema pilihan. Ide ini
terinspirasi dari salah satu bootcamp online tentang Digital
Marketing yang diadakan oleh Belajarlagi. Setiap assignment dan project
dapat disertakan dalam portfolio yang nanti dapat memperkuat profil
kita sebagai digital marketer.
Mata kuliah yang normalnya
diselenggarakan selama 1 semester, dijalankan secara padat hanya dalam kurun
waktu kurang dari 1 bulan. Banyak hal yang telah peserta lalui dan banyak
materi yang didapat. Untuk membangkitkan memori mengenai perjalanan peserta
selama kuliah IVC ini, panitia membuatkan slideshow foto dari
dokumentasi sepanjang kelas. Melihat satu per satu hasil capture screen kegiatan
ini membuat saya jadi melow sendiri, haha.
Kuliah IVC mengapresiasi semua
bentuk partisipasi mahasiswa selama kelas. Ada beberapa awards yang
diberikan, yakni peserta paling aktif, peserta paling engage dengan
dosen, peserta paling tinggi effort-nya, peserta paling on time, pemenang
kuis Kahoot, serta presentasi grup favorit dan grup dengan metode pengembangan
produk terbaik. Ketika membacakan nominasi MC pandai membuat adegannya lebih
dramatis. Ketika dibacakan juaranya, tidak hanya yang menang saja yang senang,
tapi di kolom chat peserta lain pun antusias memberikan dukungan.
Rangkaian perkuliahan IVC ini ditutup dengan keceriaan yang terlihat dari foto bersama. Kami berharap peserta tidak hanya mendapatkan SKS mata kuliah pilihan dari semester pendek, tetapi memperoleh ilmu baru yang dapat dimanfaatkan terkait pengembangan produk dan bisnis. Lebih jauh lagi semoga mahasiswa dapat memanfaatkan jejaring internasional yang terbentuk. Terima kasih kepada para dosen dan pemateri yang telah membagikan ilmunya dengan lapang. Dan apresiasi terbaik kepada panitia: Destin, Ilham, Kayla, dan Tiara. Sampai berjumpa di IVC selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar