Pada umumnya bentuk penilaian suatu
mata kuliah terdiri dari Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester
(UAS), kuis, tugas, dan kehadian di kelas. Bobotnya beragam, ada yang
proporsinya lebih besar UAS, ada juga yang kuis dan tugas lebih dipertimbangkan.
Ada bentuk evaluasi mata kuliah yang menurut saya unik.
Komponen Penilaian dan Bobotnya
Kuliah-kuliah yang diampu oleh Pak
Budhi (Dr. Ir. Budhi Prihartono, DEA) di jurusan Teknik Industri dan Manajemen
Rekayasa Institut Teknologi Bandung mengimplementasikan bentuk asesmen yang cukup
berbeda dengan kuliah lainnya. Misalnya pada mata kuliah pilihan TI4033 Perancangan
dan Transformasi Proses Bisnis, bobot penilian indeks akhir adalah sebagai
berikut:
Komponen Penilaian |
Bobot |
UTS |
50% |
Tugas |
40% |
Kuis |
10% |
H-1 UAS akan diumumkan nilai mahasiswa
yang mendapat indeks nilai A/AB/B/BC/C/D. Mahasiswa yang ikut UAS adalah para mahasiswa
yang tidak mendapatkan nilai A. Bobot UAS adalah sebesar 100% dan bahan ujiannya
adalah semua bahan kuliah dari awal. Syarat ikut UAS adalah telah menyelesaikan
tugas-tugas kelompok dan individu serta tingkat kehadian kuliah minimal 80%
dari jumlah pertemuan. Mahasiswa yang ikut UAS bisa meningkatkan nilai
indeksnya ke indeks akademik tertinggi (A) atau berisiko turun indeks
prestasinya atau bahkan tidak lulus. Oleh karena itu mahasiswa dipersilakan
untuk memilih untuk mengikuti UAS atau tidak.
Penjelasan Aturan Main Perkuliahan |
Mahasiswa dan Dosen Sama-Sama Bisa Mengambil Manfaat
Dari segi mahasiswa bentuk
penilaian ini cukup menarik karena ada kesempatan kedua untuk memperbaiki nilai
dan mendapatkan “vitamin A”. Namun tidak semudah itu juga untuk mendapatkan
nilai tertinggi karena tantangannya mahasiswa hanya memiliki satu hari untuk
dapat me-review seluruh bahan kuliah yang diajarkan dari awal semester. Bahkan
jika pengumumannya baru diberitahukan sore hari dan ujian dilaksanakan pagi
hari berikutnya, waktu belajarnya hanya tersisa semalam saja. Mempelajari materi
kelas dari awal hingga akhir dalam satu malam bak Bandung Bondowoso yang
membangun 1000 candi.
Agak gambling juga untuk
memutuskan apakah akan mengambil UAS atau tidak. Bagi mahasiswa yang memutuskan
untuk mengambil ujian akhir dan masuk ruang ujian, sesudah melihat soal mahasiswa
dilarang keluar ruang ujian dan membatalkan keputusannya. Ia harus mengerjakan
soal hingga akhir. Jika ia walkout maka nilai UASnya akan langsung 0
karena dianggap tidak mengerjakan soal sama sekali. Benar-benar pilihan yang do
or die.
Bagi dosen pengampu sistem ini dapat memudahkan juga. Salah satu benefitnya adalah mengurangi beban memeriksa ujian akhir karena tidak semuanya mengambil UAS. Mahasiswa yang sudah medapatkan indeks A tidak akan mengikuti UAS. Jawaban-jawaban mahasiswa pada soal UAS dapat menjadi bahan evaluasi mengenai seberapa paham peserta kuliah terhadap materi selama satu semester karena bahan ujian mencakup semua bahan yang diajarkan. Selain itu dengan skema penilaian seperti ini mungkin saja seluruh peserta kuliah mendapatkan indeks nilai A.
Komentar
Posting Komentar