Serunya Belajar Bahasa Asing di Kelas Bahasa Salman ITB

Setiap semester, Masjid Salman ITB rutin mengadakan kelas bahasa. Pada semester genap tahun ajaran 2020/2021, ada tiga bahasa yang diajarkan: Jepang, Arab, dan Inggris. Kelas Inggris selanjutnya dibagi menjadi kelas persiapan TOEFL & IELTS serta kelas speaking. Saya berkesempatan mengikuti kelas bahasa Jepang yang diadakan setiap hari Ahad jam 8 – 9 pagi WIB. Instuktur dari kelas ini adalah Kak Ramadhona Saville, seorang researcher dari Tokyo Agriculture University. Beliau merupakan orang bogor yang sudah lebih dari delapan tahun tinggal di Jepang.

Kelas bahasa salman berlangsung selama 12 pekan dan masing-masing pertemuan biasanya durasinya 1 atau 1,5 jam. Sekarang kelasnya berlangsung via Zoom, makanya sang pengajar bisa mengajarkan langsung dari Tokyo. Kalau sebelum pandemi kelas bahasa biasa diselenggarakan secara tatap muka di masjid salman. Saya tertarik untuk mengikuti kelas ini karena biaya pendafatarannya cukup murah, tapi tidak murahan. Lihat saja instrukturya yang live dari negeri sakura. Pendaftaranya melalui website kaderisasi.salmanitb.com. Biaya pendaftarannya Rp75.000, yang terdiri dari Rp25.000 untuk biaya registrasi dan commitment fee Rp50.000. Jika kita rutin ikut kelas dan tidak absen selama lebih dari tiga kali, maka biaya komitmen tersebut dapat dikembalikan.

Sesi Kelas Bahasa Jepang Virtual

Beberapa hal yang saya suka dari kelas ini adalah adanya pertemuan awal yang mengumpulkan peserta dari seluruh kelas bahasa. Pada sesi awal ada juga sesi sharing untuk meningkatkan motivasi dan semangat berlajar bahasa asing. Selama berlangsungnya kelas, penyajiannya terstruktur dan jelas. Sang instruktur punya kurikulum dan target capaian di setiap pertemuan. Sebenarnya tahun 2015 lalu saya sudah pernah belajar bahasa Jepang di kampus. Namun karena sudah lama jadi lupa. Dengan mengikuti kelas bahasa Jepang ini saya diingatkan kembali menulis hiragana dan katakana serta percakapan dasar. Hal menarik lainnya adalah karena Kak Rama pernah sekolah dan bekerja di Jepang cukup lama, beliau bisa cerita budaya dan kebiasaan yang berkaitan dengan materi. Misalnya ketika belajar tentang perkenalan, beliau juga menambahkan cara perkenalan yang kasual ala anak muda Jepang sekarang. Atau ketika mengajarkan kanji soal bunga, Kak Rama juga bercerita tentang hanami, budaya menyaksikan mekarnya bunga sakura di bulan April-Mei. Di sesi penutupan, ternyata ada award untuk peserta paling aktif di masing-masing kelas, dan alhamdulillah saya masuk dalam daftar nama yang mendapatkan hadiahnya.

Saya sangat menikmati kelas bahasa yang diselenggarakan oleh Masjid Salman ITB. Biayanya terjangkau, kelasnya interaktif dan asyik, serta instrukturnya capable. Apalagi semester depan ada kelas bahasa Jepang lanjutan atau bahasa lainnya, dengan senang hati saya akan mendaftar lagi.