Banyak diceritakan orang yang menonton film hingga beberapa kali. Misalnya ada yang marathon berulang menonton film Lord of the Rings untuk mengisi liburannya atau ketika karantina mandiri menonton seri Starwars hingga beberapa putaran. Saya paham jika suatu karya besar dinikmati beberapa kali oleh para penggemarnya karena ada sebuah value yang ditawarkan dan dapat memuaskan penikmatnya.
Namun bagi saya yang bukan penggemar menonton film, konsep re-watching (menonton ulang) merupakan hal yang agak aneh. Ketika menonton film, poin paling menarik bagi saya adalah alur ceritanya. Kalau sudah menonton sekali dan tahu jalan ceritanya, maka kenapa harus menonton lagi? Dalam konteks anime, bahkan biasanya kalau ada versi lightnovel atau manga dari film tersebut maka saya lebih memilih membacanya karena waktu yang dihabiskan biasanya lebih cepat daripada menonton serial atau movie.
Tapi, belakangan ini saya menemukan pengalaman baru dalam re-reading (membaca ulang) sebuah karya. Awalnya saya membaca kembali beberapa chapter dalam sebuah manga karena lupa dengan ceritanya, dan akhirnya malah keterusan untuk membaca cerita hingga chapter terbaru. Misalnya ketika membaca manga berjudul Mairimashita Iruma-kun! (Welcome to Demon School Iruma-kun!), setelah membaca ulang saya menemukan tokoh kunci yang baru diperlihatkan pada chapter 100+ ternyata sudah muncul di bab awal. Ada juga detil kecil yang dimasukkan oleh sang pengarang yang terlewat ketika membaca pertama kali kemudian baru ditemukan ketika membaca ulang. Misalnya ketika membaca Boku no Hero Academia ada tokoh-tokoh latar yang ternyata memegang peran penting di akhir cerita. Selain itu saya melihat rangkaian cerita yang awalnya terasa terpisah-pisah karena membaca satu chapter setiap pekan, menjadi jalur cerita utuh. Pertama kali membaca saya belum terlalu mendapat gambaran bagaimana negara Jura Tempest yang didirikan oleh Rimuru di cerita Tensei Shitara Slime Datta Ken (The Time I Reincarnated as a Slime) bisa sangat berkembang hingga akhirnya diserang. Ternyata ketika membaca tanpa terjeda fragmen-fragmen ceritanya dapat tersusun menjadi rangkaian gambar yang utuh.
Purson Soi dari Serial Mairimiashita Iruma-kun! |
Salah satu alasan saya sebelumnya tidak mau mencoba menonton atau membaca ulang sebah karya karena sudah tahu ceritanya. Jika sudah tahu alur cerita dan plot twist-nya, tidak akan seru lagi membaca sebuah karya. Tapi ternyata ketika membaca kembali Sousou no Frieren (Frieren at the Funeral) misalnya, rasa mengharukan masih dapat saya rasakan seperti ketika pertama membaca. Kisah yang bercerita mengenai seorang elf berusia panjang, yang menjalani hidupnya setelah timnya bersama para pahlawan berhasil mengalahkan raja iblis ini menyentuh hati, terutama ketika flashback masa tim tersebut masih bertualang bersama. Frieren sang elf berusaha memahami manusia yang baginya masa hidup manusia hanya selewat saja. Walaupun feels yang dirasakan tidak seintens ketika membaca pertama kali, tapi ketika membuka halaman kembali rasa yang ingin disampaikan oleh sang penulis masih dapat tertangkap di hati.
Selain manga, keasyikan membaca ulang juga saya temukan ketika membaca novel. Sebelumnya saya malas membeli novel karena bagi saya buku jenis ini cukup sekali baca. Oleh karena itu biasanya saya menyewa novel di Pitimoss (tempat penyewaan novel & komik di Jl Banda, Bandung). Hal yang mendorong untuk membaca ulang salah satu lightnovel adalah ketika menonton anime Overlord season III. Ada salah satu bagian yang menceritakan perang di daratan Katze yang banyak menuai kritik dari para fans karena kualitas CGI (Computer-Generated Imagery) yang tidak terlalu baik. Dalam hati saya mempertanyakan “emang di novel kayak gini ya ceritanya?”. Dan ketika membaca novel kembali ceritanya masih sama dengan beberapa detil di novel tidak diceritakan dalam anime. Memang, salah satu kelebihan novel dapat memberikan penggambaran cerita yang lebih detil dan komprehensif dibandingkan film yang ada batasan waktu dan anggaran animasi.
Adaptasi dari Novel Overlord di Anime |
Keseruan membaca ulang novel juga saya temukan ketika membaca Tensei Shitara Slime Datta Ken versi lightnovel. Beberapa tahun sebelumnya saya sudah pernah membaca versi webnovel hingga tamat. Tapi ketika membaca versi terbarunya seolah-olah membaca cerita yang sama sekali baru. Memang terdapat perubahan-perubahan karena novel yang diterbitkan di press melewati tahap editting yang lebih ketat dibandingkan versi web. Tapi dengan begitu ada sudut pandang baru yang dapat ditambahkan oleh penulis untuk membuat cerita lebih tajam.
Selain menikmati cerita dalam novel, ketika membaca pulang juga ada hal lain yang saya pelajari. Jika ketika membaca pertama biasanya fokus dengan cerita, tokoh, dan setting, ketika membaca ulang novel berbahasa Inggris saya jadi lebih memperhatikan kosakata baru, mencoba mencari artinya, serta memperkaya idoms baru. Secara tidak langsung juga meningkatkan kemampuan bahasa asing.
Jadi, jika sebagian orang menemukan
kesukaan menikmati karya dengan menonton ulang, saya berada pada tim yang lebih
senang membaca ulang. Dengan begitu banyak hal baru yang dapat didapat, mulai
dari terpukai dengan detik kecil, tersentuh dengan cerita yang sama, hingga
tercerahkan dalam belajar bahasa lain.
Komentar
Posting Komentar