Usia panjang dan kesehatan yang
prima sudah menjadi impian manusia sejak awal waktu. Doa semoga panjang umur
dan sehat sentosa juga merupakan bagian yang diucapkan ketika menyanyian lagu
ulang tahun. Obsesi tersebut dapat berkembang menjadi keinginan untuk hidup
abadi. Beberapa legenda menceritakan mengenai immortality , misalnya
tentang Nicolas Flamel, seorang ahli alkimia dari Prancis yang diceritakan
menemukan batu bertuah (phillosopher’s stone) dan kemudian mencapai
kehidupan yang kekal. Kisah sang alkimia ini juga sering diangkat dalam
berbagai media seperti seri Harry Potter dan The Secret of the
Immortal Nicholas Flamel.
Walaupun banyak orang yang mengimpikannya, apakah usia panjang merupakah sebuah berkah atau anugrah? Salah satu contoh adaptasi konsep rentang waktu hidup yang lama ini adalah pada manga UQ Holder! Pada manga yang merupakan sekuel dari Negima! Magister Negi Magi ini diceritakan salah satu tokoh yang merupakan seorang vampir hidup dengan usia yang panjang menjalankan kehidupannya sendiri ketika ditinggal mati oleh teman-temannya yang lain. Bahkan sang tokoh berkata bahwa kesetiaan dan keterikatan menjadi tidak mungkin, ia menjadi cepat lupa akan semua hal. Saya mulai menyadari bisa jadi usia yang sangat panjang, malah bisa menjadi kutukan.
Perasaan Sendirian Ketika Hidup Lama dan Ditinggal Teman-teman
Selain vampir, di budaya fiksi
juga diceritakan beberapa ras yang memiliki usia panjang, salah satunya ada elf.
Saya jadi penasaran pada film Lord of the Rings, apa yang terjadi pada karakter
elf (Legolas, Arwend, Elrond) setelah cerita selesai. Karena usia mereka yang
panjang, bisa jadi lebih banyak hal menarik yang terjadi di masa hidup mereka
yang belum diceritakan di serial utama. Di banyak manga bertema isekai
(pergi ke dunia lain), ketika karakter-karakter elf diceritakan berusia
panjang, jarang yang membahas apa dampak usia panjang tersebut. Bahkan yang
membingungkan ada yang menggambarkan tokoh elf berusia 100-an tahun masih
berperikalu seperti anak-anak. Padahal secara logis pada usia tersebut
kematangan mentalnya seharusnya memadai.
Pertanyaan saya tentang “apa yang terjadi pada tokoh yang berusia panjang” terjawab ketika membaca manga Sousou no Frieren (Frieren di Pemakanan). Bercerita mengenai bagaimana setelah tim para pahlawan menaklukan raja iblis, cerita yang diangkat agak diluar kebiasan. Biasanya cerita fantasi berfokus pada sang tokoh utama yang berpetualang hingga mengalahkan bos terakhir, sang raja iblis.
Cerita yang dimulai dari "epilog" |
Tim pahlawan yang terdiri dari seorang hero, mage, warrior, dan priest berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing setelah petualangan selesai. Plot twist dari cerita ini adalah perspektif yang digunakan dari seorang elf yang memiliki rentang hidup hingga ribuan tahun. Ia memiliki persepsi yang berbeda tentang waktu, baginya sepuluh tahun mungkin terasa seperti sehari saja. Namun, akhirnya ketika salah satu karakter dalam kelompok pahlawan tersebut sudah tua dan meninggal, Frieren baru merasakan dampak dari kematian pada dirinya hidup lama. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan perjalanan untuk lebih mengenai manusia.
"Hanya 10 Tahun", yang Terasa Seperti 1 Hari Bagi Seorang Elf |
Cerita Frieren lighthearted
dan heartwarming. Penceritaannya juga dituliskan dengan baik. Manga ini
dapat membuat pembaca merasa nostalgia ketika ia mengingat kejadian dahulu
dengan grupnya, walaupun kita tidak pernah punya pengalaman ada petualangan
tersebut. Misalnya ketika ia merekrut seorang priest untuk bergabung
bersamanya, ia teringat mengenai pengalamanya ketika ia diajak oleh sang hero
untuk penaklukan raja iblis. Setiap chapter yang mengenang masa lalu
membuat hati saya tersentuh hingga menitikkan air mata. Kejadian tersebut sudah
berlalu, dan tidak dapat diulang. Salah satu momen paling haru bagi saya adalah
ketika tim hero menyaksikan bintang jatuh yang terjadi setiap 50 tahun sekali
dan Frieren dengan santai bilang kurang lebih “50 tahun nanti kuajak buat
nonton bintang jatuh ini lagi, aku tau tempat yang bagus”, seolah-olah 50 tahun
lagi itu pekan depan. Dan ketika 50 tahun lagi mereka bertemu dan menyaksikan bintang
itu lagi, anggota tim selain Frieren sudah menua dan kemudian setelahnya sang hero
wafat.
Menyaksikan Bintang Jatuh Bersama untuk Terakhir Kalinya |
Selain ditinggal orang-orang
terkasih, manga ini mengangkat konsep lain tentang kematian dan konsep
hidup panjang yang jadi poin negatif. Misalnya konsep waktu yang terus berjalan
membuat banyak hal terlupakan. Seorang pahlawan yang dielu-elukan namanya dan
menjadi bintang bagi setiap anak mungkin namanya akan diingat lagi 80 atau 100
tahun kemudian. Hal ini relevan dengan dunia kita saat ini, tentang bagaimana
kita harus menjaga sejarah. Karena tonggak-tonggak sejarah merupakan hal
penting hingga manusia dapat berkembang seperti sekarang. Senada dengan yang
dikatakan oleh Bung Karno; Jas Merah, jangan sekali-sekali meninggalkan
sejarah!
Jadi, sepertinya usia yang lebih panjang dari rata-rata bisa jadi berkah. Namun jika usia jauh melampaui orang-orang yang kita kasihi bisa berubah menjadi musibah.
Komentar
Posting Komentar