Setiap melakukan perjalanan jauh, selalu ada pengalaman menarik dan ilmu baru yang saya pelajari. Pengalaman pertama saya melakukan perjalan jalan yang jauh adalah ketika kecil melakukan perjalanan pulang kampung dari Bandung menuju Bali. Biasanya saya pulang kampung di waktu liburan semester (sekitar bulan Juli dan bulan Desember) setiap tahunnya.
Jarak tepuh dari Bandung ke Kota Ampalura di Bali sekitar 1.200 km dan perjalanan darat memakan waktu hingga dua hari. Biasanya ayah saya yang menyetir berdua dengan Om Kusnadi. Kami mulai perjalanan pagi hari dan berhenti untuk menginap di daerah Nganjuk atau Madiun ketika hari menjelang malam. Sepanjang jalan, ayah saya juga rutin berhenti di tempat-tempat bersejarah untuk mengajarkan kepada anak-anaknya seperti masjid Sunan Kudus, Sunan Ampel di Demak, Keraton Surakarta, serta mengunjungi keluarga dan kerabat di Mojokerto dan Jombang (kakek saya dari ayah berasal dari sana).
Selama perjalanan orang tua saya menyiapkan banyak hal agar saya dan kakak saya yang masih kecil dapat menikmati perjalanan jauh. Ibu saya menyiapkan cemilan, membawa bantal, serta mengatur tumpukan koper dan tas di bagasi agar dapat menjadi semacam kasur bagi kami. Saya menikmati sepanjang perjalanan, sehingga ketika sudah besar saya terhindar dari mabuk darat dan relatif sabar untuk melakukan perjalanan jauh.
Banyak hal
yang saya pelajari selama perjalanan, salah satunya adalah membaca patok di jalan.
Di dalam kota, kita jarang menemui patok penanda jalan. Tetapi ketika
perjalanan antar kota, patok penanda jalan ini penting bagi pengemudi untuk
mengetahui jarak dan lokasi saat ini. Cara membaca patok ini cukup mudah.
Misalnya pada patok jalan di bawah, dari posisi sekarang jarak menuju kota
Denpasar adalah 84 kilometer (ditandai DPS 84). Dan dari posisi sekarang, jika
ingin menuju Kota Amlapura (AML) kita bisa ke arah kiri dan menempuh jarak sejauh
6 km. Jika ingin ke Ujung (UJG) jaraknya tinggal 1 km kea rah kanan. Selama
perjalanan saya menikmati satu per satu patok di jalan dan menghitung mundur
menuju kota tujuan.
Berdasarakan pengalaman melakukan road trip ketika kecil, ada beberapa tips dan etika dalam perjalanan darat yang saya pelajari, antara lain:
Kentut
Di dalam mobil, jika harus buang angin alangkah baiknya jika sebelumnya kita bilang terlebih dahulu kepada seluruh penumpang, agar lebih siap mencium bau yang tidak sedap. Dan pengemudi dapat membuka kaca agar udara segera berganti dengan yang lebih segar.
Navigator
Sebagai orang yang duduk di depan dan sebelah pengemudi, etikanya adalah tetap terjaga selama berkendara. Hal ini untuk menghindari supir ikut mengantuk selama tertidur. Dan dia juga dapat berperan sebagai navigator, penunjuk arah. Orang yang duduk di samping bisa membaca peta (atau google maps), memperhatikan penunjuk arah di jalan, hingga bertanya jika tidak yakin akan jalannya. Saya juga pertama kali belajar membaca peta kertas ketika perjalanan ini. Saya senang melihat di peta tentang sudah dimana kami sekarang, kota apa yang akan kita lewati dan bagaimana rute perjalanannya.
Bertanya ke
Orang Lain
Jika kita tidak yakin akan jalan yang ditempuh dan ingin bertanya kepada orang di jalan, sebaiknya kita turun dari kendaraan. Jangan lupa ucapkan permisi, mengutarakan untuk bertanya, dan mengucapkan terima kasih apapun jawaban dari orang yang kita tanya. Kadang kala ketika orang yang kita tanya menjawab dengan arah mata angin, misalnya “terus ke arah timur, lalu belok ke utara”, kita bisa memastikan kembali arah yang dimaksud dengan arah kanan, kiri atau patokan bangunan tertentu.
Istirahat
Ketika Lelah
Menurut saran ahli ergonomi, durasi maksimal untuk berkendara adalah 8 jam. Dan disarankan setiap dua jam beristirahat selama 30 menit. Ketika menyetir dari Bandung ke Bali, atau sebaliknya ayah saya tidak pernah memaksakan menyetir ketika sudah lelah. Sebelum makan siang di rumah makan, biasanya setiap beberapa waktu kami berhenti di pom bensin untuk buang air atau seketar melakukan peregangan. Bahkan pernah juga jika sudah lelah ayah saya menepi di bahu jalan untuk tidur sejenak. Intinya sebagai pengendara jarak jauh fokus sangat dibutuhkan dan jika lelah tidak apa untuk beristirahat. Istirahat sejenak tidak akan memperlama mencapai destinasi selama pengemudi dapat menyetir dengan aman.
Banyak hal
yang saya pelajari ketika melakukan perjalanan darat yang jauh ketika kecil.
Dan jika pembaca memiliki anak kecil, bisa dicoba melakukan road trip untuk
mendidik anak-anak juga.
Komentar
Posting Komentar