Pernahkah kamu mendengar lagu tema dari sebuah toko hingga terngiang-ngiang?
Pertama kali
saya mendengarkan lagu tema yang menjadi earworm pada pusat perbelanjaan
bernama Don Quijote di Jepang. Don Quijote sendiri adalah supermarket yang
menjual beraneka barang mulai dari makanan, daily necessities, hingga
pakaian cosplay. Ketika masuk toko, kita akan mendengar lagu tema
berjudul “Miracle Shopping” yang diputarkan berulang-ulang. Nada lagunya
cerita, simpe dan enak didengar. Liriknya juga lucu, apa lagi pada syair “Don
Don Don Donki, Donki”, membuatnya jadi lagu tema yang di-cover banyak penyanyi.
Di dekat
apartemen saya di Tsim Sha Tshui, Hong Kong, ada cabang Don Quijote. Setiap
lewat toko & mendengarkan theme song-nya selalu mengingatkan saya
pada pengalaman kagum ketika pertama kali masuk ke toko Don Quijote yang serba
ada dan harganya murah. Walaupun di Hong Kong, produk yang dipasarkan tidak
selengkap di Jepang (60-70% makanan, sisanya toiletteries & peralatan
rumah tangga), tapi dengan adanya lagu yang sama membuat saya punya kesan bahwa
toko ini sama dengan toko pusatnya.
Selain lagu tema dari toko Don Quijote, di Jepang juga ada beberapa toko yang memiliki background music-nya sendiri. Pada lagu tema Yodobashi Camera, toko yang menjual kamera dan beragam peralatan elektronik lainnya, liriknya bahkan menggambarkan dimana lokasi pusat Yodobashi Camera di Akihabara. Lokasinya di antar subway Yamanote Line & Chou Line, di depan west exit stasiun Shinjuku. Orang jadi tergambar dimana lokasinya ketika mendengarkan lagi tersebut.
Dari sisi pemasaran,
pemutaran lagu tema di toko konvensional (seperti department store) memiliki
dampak positif terhadap brand image & waktu yang dihabiskan konsumen
di toko. Penelitian menunjukkan bahwa lagu background dapat menimbulkan
perasaan positif bagi pengunjung toko, meningkatkan shopping time, hingga
berdampak positif pada retail brand (Vida et al., 2007). Hal serupa juga
ditunjukan oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Herrington (1996) yang mengatakan
bahwa pemutaran lagu tema berkorelasi dengan waktu belanja dan uang yang
habiskan konsumen untuk berbelanja.
Di Indonesia, sudah ada beberapa toko yang membuat lagu atau jingle-nya sendiri, seperti Ramayana, Yogya Group dan Indomaret. Namun lagu dari kedua toko tersebut masih belum sekuat contoh di Jepang (Don Quijote & Yodobashi Camera) yang diingat pengunjung toko hingga banyak dinyanyikan ulang. Beberapa marketplace online seperti Tokopedia dan Shoopee sudah memiliki jingle-nya sendiri, WIB (Waktu Indonesia Belanja) Tokopedia yang menggunakan nada lagu “Ampar-Ampar Pisang” serta lagu Shoopee yang mengadaptasi nada lagu “Baby Shark”. Namun akan lebih baik jika memiliki lagu sendiri yang dapat dikenang. Apabila toko-toko konvensional memutarkan background music yang cocok ketika konsumen belanja, dapat meningkatkan rasa positif pengunjung hingga menguatkan brand image.
Referensi
Herrington, J.
D. (1996), "Effects of music in service environments: a field study",
Journal of Services Marketing, Vol. 10 No. 2, pp. 26-41. https://doi.org/10.1108/08876049610114249
Vida, Irena; Obadia, Claude & Kunz, Michelle. (2007), “The Effects of Background Music on Consumer Responses in a High-end Supermarket”, The International Review of Retail, Distribution and Consumer Research, Vol. 17 No. 5, pp. 469-482, DOI: 10.1080/09593960701631532
Komentar
Posting Komentar