Di antara banyaknya cerita ber-genre isekai (dunia lain) sarat akan tema karakter utama yang overpowered dan harem, Light Novel (LN) berjudul Ascendance of a Bookworm menyajikan cerita yang menghangatkan hati. LN ini menceritakan mengenai seorang kutu buku yang berinkarnasi ke dunia lain dan memiliki impian untuk membaca di dunia barunya tersebut. Terlahir di keluarga biasa dan tubuh yang ringkih membuat aktivitas membaca buku menjadi sangat sulit bagi sang tokoh utama, Main. Sepanjang cerita dikisahkan bagaimana Main berjuang untuk membuat kertas, menulis, hingga mencetak buku. Lupakan tokoh utama yang sangat kuat, pada cerita ini tubuh Main sangat lemah. Bahkan jika berjalan sedikit saja bisa membuat ia harus terbaring selama beberapa hari.
Gambar 1. Cover Light Novel Ascendance of a Bookworm |
Membaca kisah Main dalam membuat buku, membuat saya menyadari beberapa hal yang membuat cerita ini berkesan dan memjadi oasis di tengah tema isekai. Tiga hal yang membuat novel ini heartwarming antara lain:
1. Mengangkat
Cerita Seputar Keluarga
Sebelum pindah
ke tubuh Main, sang tokoh utama yang bernama Motosu Urano merupakan orang yang
terlalu fokus pada buku dan membaca, sehingga seringkali mengabaikan orang
tuanya. Penyesalan terbesar ketika Urano wafat adalah tidak terlalu menghargai
kasih sayang keluarganya. Oleh karenanya, ketika ada kesempatan untuk
mendapatkan kasih sayang dari keluarganya yang baru, Main tidak
menyianyiakannya. Salah satu momen paling mengharukan adalah ketika tokoh ‘Main’
mati dan bagaimana keluarganya kehilangan putrinya. Setelah kematian tersebut,
bagi saya adegan-adegan ketika sang tokoh utama berinteraksi dan berdialog
dengan keluarganya selalu membuat hati tersentuh.
Jalannya cerita cukup slow paced, jadi karakter dan interaksi masing-masing tokoh dapat diceritakan dengan detil. Memang tidak banyak adegan pertarungan dengan pedang ataupun sihir, tapi hal yang menjadi daya tarik dalam cerita ini adalah hubungan dan percakapan dari para tokohnya.
Gambar 2. Beberapa Ilustrasi yang Menggambarkan Cerita di Setiap Volume Novel |
2. Ilustrasi yang
Simpel dan Santai
Seperti LN
pada umumnya memuat ilustrasi seperti manga, gambar-gambar pada novel karangan
Miya Kazuki ini menadapatkan ilustrasi yang baik dari Yuu Shiina. Mulai dari halaman
sampul hingga bagian gambar full color yang menggambarkan cerita dalam
volume tersebut dibuat menarik. Bagian ilustrasi hitam putih yang menggambarkan
kejadian dalam certia pun digambar sederhana dan menghangatkan hati. Pembaca
jadi bisa mendapatkan bayangan kejadian yang diceritakan dengan ilustrasi tersebut.
Hal lainnya yang saya suka adalah ekspresi dari tokoh-tokoh yang dilukiskan
terkesan hidup.
Gambar 3. Beberapa Ilustrasi dalam Novel yang Heartwarming |
3. Cerita dari
Sudut Pandang Lain
Di bagian utama cerita, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Tapi setelah bagian epilog, ada beberapa cerita pendek dari sudut pandang orang selain tokoh utama. Misalnya ada cerita dari Hugo, seorang koki di restoran Italia, ketika Main mengunjunginya untuk pembukaan restoran. Ada hal baru yang bisa kita tahu dari perspektif lain tersebut seperti apa yang dipikirkan oleh Hugo, bagaimana persiapan pembukaan restoran, hingga kejadian setelah Main meninggalkan restoran. Kalau pada cerita utama, pembaca hanya dapat tahu dari sudut pandang tokoh utama, yang datang, makan, kemudian pergi dari restoran. Cerita dari sudut pandang lain memperkaya wawasan pembaca dan mengajak pembaca untuk melihat dari pespektif lain.
Seperti cerita
fantasi lainnya, pada dunia Ascendance of a Bookworm (AoB) tetap ada sihir,
monster dan unsur fantasi lainnya, tetepi tidak berlebihan. Juga ada sisi gelap
dari masa medieval di setting cerita seperti perbudakan, perbedaan
kelas antara bangsawan dengan rakyat biasa, dan pembuhan. Namun konten-konten
tersebut hanya sampingan dan tidak sampai mengganggu cerita. Oleh karena itu,
jika ingin refreshing dari cerita isekai dan ingin menambahwawasan mengenai literatur dan buku bisa membaca cerita AoB ini.
Komentar
Posting Komentar