Hari, Tanggal : Kamis, 7 Mei 2020
Waktu: 16.00 – 17.30 WIB
Tempat: WhatsApp Group
Diadakan oleh: POPCORN (Protect Our
Peers from Consuming Pornography) X Family Hour
POPCORN (singkatan dari Protect Our Peers from
Consuming Pornography) adalah komunitas yang didirikan oleh anak-anak muda yang
concern dengan isu adiksi pornografi maupun gangguan perilaku seksual. POPCORN
fokus pada usaha preventif (berupa edukasi akan bahaya pornografi dan perilaku
menyimpang seksual lainnya) maupun kuratif (berupa peer counseling). Mimpi
POPCORN di masa depan adalah kita dan orang-orang di lingkungan sekitar kita
bisa imun dari pornografi, meskipun konten-konten porn tidak terbendung,
individu tidak akan terjerumus, bahkan sedikit pun tidak tertarik dengan
pornografi.
Family hour bermula dari kegiatan pra pelatihan wilayah
@fimnews angkatan 20. Karena family hour diinisasi anak-anak muda, besar
harapan kami bisa belajar banyak dan belajar bareng juga bersama akang teteh
semua. Besar juga antusiasme kami untuk diajak berkolaborasi bareng. Family
Hour hadir untuk merangkul segmen anak anak mudanya. Keluarga adalah bagian
pembangun sebuah peradaban termasuk bangsa Indonesia. Rusaknya keluarga menjadi
rusaknya juga sebuah bangsa, sehatnya keluarga maka sehat pula sebuah bangsa. Menjaga
dan menyelamatkan keluarga berarti kita sedang menjaga dan menyelamatkan sebuah
generasi.
Profil singkat Narasumber
Ridha Habibah, M.Psi. , Psikologi Psikolog Klinis
·
S1
Psikologi UII Yogyakarta
·
S2
Magister Psikologi Profesi UII Yogyakarta
·
Associate
di Global Psychology Center (GPC) Cirebon
·
Relawan
Konsultasi Psikologi covid19 di Ikatan Mappronis Indonesia selama masa pandemi
·
Memiliki
minat di bidang pengasuhan dan keluarga
Pemaparan Materi
Keluarga sebagai sarana mengatasi
kecanduan pornografi saat #DiRumahAja
Oleh: Ridha Habibah
Berbicara mengenai kondisi saat ini yang
mengharuskan kita #DiRumahAja, sebisa mungkin dan mau tidak mau membuat kita
harus #bekerjadarirumah
#belajardarirumah dan #beribadahdirumah.
Kondisi ini membuat cukup banyak
orang merasa stres. Dimana stres tersebut dapat memunculkan rasa bosan, jenuh,
bingung, takut, sedih, cemas dan beberapa emosi lainnya. Emosi-emosi tersebut
adalah hal yang wajar karena kondisi saat ini membuat kita dihadapkan pada
sesuatu yang baru dan memerlukan penyesuaian terhadap kondisi yang sedang
terjadi.💪🏻🤗
Akan menjadi tidak wajar ketika
emosi-emosi tersebut dirasakan secara terus menerus hingga mengganggu aktivitas
sehari-hari bahkan menurunkan produktivitas individu.🥺
Nah sebenarnya masing-masing orang memiliki
pilihan untuk berpikir, bersikap, maupun berperilaku dalam
merespon kondisi yang sedang dihadapi😍 Dalam istilah psikologi, respon tersebut dapat
disebut juga sebagai coping.
Yang menjadi pertanyaan Kenapa
cukup banyak orang memilih untuk mengakses pornografi dalam merespon keadaan
ini? Bahkan hingga mengalami adiksi?🤔
Apakah akses pornografi dapat benar-benar
menyelesaikan permasalahan yang ada? Atau malah memunculkan permasalahan baru?🤔
Baik mari kita lihat penjelasan
berikut yaa👇🏻
Apa itu pornografi?
Kita mulai dengan pengertian dari
pornografi itu sendiri. Pornografi merupakan segala macam atau bentuk tulisan,
gambar, suara, atau gambar bergerak, yang dapat membuat bangkitnya
hasrat/syahwat dalam diri individu. Sedangkan adiksi adalah
kecanduan/ketergantungan terhadap suatu hal. Sehingga adiksi pornografi
dapat diartikan sbg keadaan individu yang memiliki kecanduan terhadap sesuatu hal yang membangkitkan hasrat
seksual.
Dampak dari adiksi pornografi apa
saja sih?
Adapun terkait dampak dari adiksi
pornografi ada beberapa hal, namun kita
golongkan menjadi 4 aspek yaa yakni dampak terhadap biologis 🧠, psikologis 🙇🏼♀, sosial 🤝🏼, dan spiritualitas/religiusitas💦.
Coba kita kupas sedikit yaa
👇🏻👇🏻👇🏻
Dampak terhadap biologis🧠
Dalam otak manusia terdapat salah satu bagian yang bernama
prefrontal cortex yang berperan dalam
hal pengendalian diri, pengambil keputusan, penilaian. Nah bagian ini akan
mengalami penurunan fungsi ketika individu mengalami adiksi pornografi.
Kenapa bisa begitu?
Hal tersebut terjadi karena ketika
kita mengalami adiksi pornografi maka bagian otak yang memproduksi dopamin
(hormon yang berperan dalam kesenangan) akan mengeluarkan zat ini scr berlebih
dan otak akan terus meminta individu untuk melakukan perilaku yang dapat
membuatnya tetap memproduksi dopamin. Selain itu, bagian otak pada area pre-frontal
cortex pun mengalami penurunan fungsi/peran. Peran-peran area tersebut di
antaranya dalam pengendalian/kontrol diri, penilaian, perencanaan perilaku
kompleks, pengambilan keputusan.
Dampak terhadap psikologis dan
sosial🙇🏼♀🤝🏼
Sebenarnya dampak dari aspek
biologis tadi berhubungan dengan dampak aspek psikologis dan sosial. Bagian
otak yang mengalami penurunan fungsi tadi berpengaruh pada stabilitas
emosional, kontrol diri yang kurang baik, menurunnya tingkat konsentrasi dan
biasanya cenderung senang menyendiri dibandingkan berkumpul di tengah
oranglain.
Dalam keadaan yang lebih parah,
individu dapat mengalami peningkatan masalah perilaku, munculnya gejala
depresi, dan masalah lainnya.
Dampak terhadap religiusitas💦
Sebenarnya adiksi pornografi dan
religiusitas ini memiliki korelasi yang negatif, jadi ketika religiusitas
(terkait keyakinan individu terhadap nilai-nilai keagamaan) kita rendah atau
lemah maka kecenderungan terhadap akses pornografi menjadi tinggi. Daan
sebaliknya ketika individu sering
mengakses pornografi maka reaksi yang terjadi adalah adanya pelanggaran2
terhadap nilai2 agama dan turunnya kuantitas dan kualitas ibadah.
Apakah dengan pornografi orang benar-benar
bahagia?
Setelah mengetahui bahwa pornografi
memberikan dampak terhadap 4 aspek tadi, masih maukah kita melakukan akses
pornografi demi kepuasan/kesenangan/kebahagiaan yang sementara?🥺
Kenapa kepuasan sementara? saya
jelaskan sedikit ya.
Hanya kepuasan sementara karena
ketika kita mengakses pornografi, otak kita memproduksi dopamin yang berlebih
(hormon yang berperan dalam kesenangan) shg ketika telah selesai mengakses
pornografi, otak akan meminta kembali pada individu tadi untuk melakukan hal yang
sama bahkan lebih dari yang pertama diakses/dilihat. Dan akan terjadi
kegelisahan ketika keinginan itu muncul namun tidak diikuti oleh perilaku.
Hal tersebut akan terus menerus
terjadi, seperti lingkaran setan😢 ketika kita tidak mencoba dan berusaha memutus
rantainya.
Lalu bagaimana cara memutusnya?
Nah, salah satu ciri individu yang
sudah mengalami adiksi pornografi adalah pengalaman gagal yang berulang dalam
mengontrol perilaku akses pornografi. Tapi apakah kita akan mengalah begitu
saja pada kegagalan yang mengahadang? Jawabannya tidak yaa💪🏻
Kita harus ingat bahwa kegagalan
merupakan hal biasa dalam hidup, oleh krn itu untuk menjadi luar biasa kita
harus berusaha sungguh-sungguh dan berdoa pada Tuhan yang Maha Esa agar
lingkaran setan tadi dapat kita putuskan rantainya. Saya yakin kita semua di sini memiliki
harapan-harapan positif di masa depan yang hendak dicapai😊
Usaha apa saja yang bisa dilakukan?
Kita bisa membuat strategi untuk
mengalahkan kegagalan yang terjadi. Pertama, kita perlu mengetahui kira-kira
apa saja penyebab emosi negatif muncul.
Kedua, kita bisa melakukan coping
atau memilih cara yang sekiranya tepat dalam merespon sesuatu yang sdengan
dihadapi. Coping ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu problem-focused
coping (merespon keadaan dengan mencari penyelesaian masalah dan menyelesaikannya)
dan emotion-focused coping (merespon keadaan dengan meredakan
atau menstabilkan emosi, misal: berdoa,
melakukan relaksasi, makan makanan kesukaan, dsb).
Cara di atas tadi adalah untuk
meminimalisir dampak stres selama #DiRumahAja, supaya ga lari ke akses
pornografi dan tetap menyelesaikan masalah
Insyaallah..
Namuun ketika pikiran/ keinginan
akses pornografi itu datang, hal pertama yang harus dimiliki adalah tekad yang kuaat, dan melakukan
kontrol diri terhadap pikiran dan perilaku yang mengarahkan kita untuk
mengakses pornografi.Kontrol diri dapat dilakukan dengan
cara mengendalikan/mengatur pikiran dan perilaku.
Pertama, individu dapat
mengatur/mengendalikan pikiran salah satunya dengan (thought stopping). Misal, ketika pikiran tentang
porn muncul tidak sengaja atau terstimulasi oleh sesuatu yang tak sengaja
terbaca/terlihat, kita bisa berkata 'STOP dan berhitung mundur 3-2-1'. Lalu kita cari alternatif pikiran lain yang
lebih positif.
Kedua, individu dapat
mengendalikan/mengatur perilakunya
dengan mengurangi waktu 'menyendiri di kamar' dan melakukan aktivitas positif
bersama keluarga (krn judul kulwap kali ini fokus pada 'keluarga sebagai sarana
jadi saya akan fokus di situ yaa)🥰
Mumpuung #DiRumahAja.
Kenapa sih harus mengurangi waktu
menyendiri di dalam kamar? Karena pornografi ini termasuk perilaku yang
'dirahasiakan' oleh para penggunanya sehinggaaa ketika sendirian, gadenganet di
tangan, internet tersedia, daaan emosi tidak stabil maka individu akan memilih
untuk melakukan akses pornografi agar hormon kesenangan dapat diproduksi.
Padahaaal, masih banyak cara lain yang dapat menstimulasi hormon kesenangan
diproduksi.
Naah apa saja siiih yang bisa
dilakukan bersamaa keluargaa agar kesehatan mental ttp terjagaa?
Perlu diketahui juga bahwaa hormon
dopamin bisa diproduksi ketika kita melakukan sesuatu yang menimbukan
kebahagiaan/kenikmatan/kesenangan.
Kita bisa membuat kegiatan yang dapat
lebih mendekatkan dan merekatkan antar anggota keluarga. Misaaal, dari yang
paling bisa dilakukan adalaah makan bersamaa, beribadah dan berdoa bersamaa,
masak bersama, bebersih rumah dan halaman bersama sama, olahraga bersama, atauu
ngobrol santai bareng keluarga juga bisa bangeeet😍 daan melakukan kebiasaan lainnya yang
menjadi ciri khas keluargamuu dan memberikan kebahagiaan pada dirimu😊
Jadii setiap hari kita jadwalkan
diri untuk membersamai dan dibersamai
keluarga yakni orangtua, sodara (kakak/adik mungkin). Karenaa ketika kita
berada dan aktif di lingkungan sosial yang positif (sementara ini sama keluarga
dulu yaaa😉) maka perilaku adiksi pornografi dapat kita
tinggalkan, Insyaallah.
Selain dengan melakukan aktivitas
bersamaa, 'keluarga sebagai sarana' juga dapat diartikan dengan keluarga
sebagai syarat atau upaya, yang dalam hal ini kaitannya dengan harapan-harapan
keluarga (orangtua/kakak/adik) terhadap diri kita.
Jadiii harapan-harapan tersebut
dapat kita jadikan motivasi Dan sebagai salah satu bukti rasa sayang
kita terhadap keluarga adalah dengan mewujudkan harapannya tanpa mengakses
pornografi yang bisa jadi akan menghambat proses kita dalam mencapai harapan-harapan
tersebut.
Jika sudah tidak mampu menyimpannya
sendiri, apa yang bisa dilakukan?
Bapak/Ibu/temen-temen bisa membuka
diri pada orang yang membuat diri merasa nyaman dan dapat dipercaya, misal
salah satu anggota keluarga, teman, atau profesional (psikolog, psikiater) yang
dapat membantu kita untuk keluar dari perilaku adiksi pornografi.
Daftar referensi
Baqutayan,
S. M. S. (2015). Stress and Coping Mechanism: A Historical Overview. Mediterranean
Journal of Social Sciences MCSER Publishing, Rome-Italy, 6(2).
George,
M., Maheswari, S., Chandarian, S., & Rao, T. S. S. (2019). Psychosocial
Aspects of Pornography.
Hilton,
D. L. & Watts, C. (2011). Pornography addiction: A neuroscience perspective.
Mariyati.,
Novy H.C., Daulima., & Mustikasari. Terapi Kognitif Perilaku Dan Terapi
Kelompok Swabantu Untuk Menangani Ansietas Remaja Dengan Kecanduan Pornografi.
Muller,
K. J. (2018). Pornography’s Effect on the Brain: A Review of Modifications
in the Prefrontal Cortex
Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2017). Modul Creative Digital
Education. Jakarta: KEMENPPPA.
Kementrian
Pendidikan Kebudayaan. (2017). Seri Pendidikan Orang Tua: Mendampingi Anak
Menghadapi Bahaya Pornografi. Jakarta: Kemendikbud.
Short,
M. B., Kasper, T. E., & Wetterneck, C. T. (2014). The Relationship
Between Religiosity and Internet Pornography Use.
Sesi Tanya Jawab
Berikut ini pertanyaan terpilih
untuk termin pertama:
1. Dari A*r_ Adakah tips dan trick
menyampaikan informasi pada anak (sekitaran umur 5-11 th) tentang konten
pornografi, terlebih jika anak tersebut diketahui sudah pernah mengkonsumsi
konten pornografi tersebut.
2. Dari A*i*a *a*i _ Apakah otak
bagian PCR yang telah terpapar oleh pornografi bisa disembuhkan dan bagaimana
caranya?
3. *R*_ Aku mau cerita aja, jadi di
keluargaku, pembahasan tentang pornografi ini cukup tabu. Kita sama sekali gak
dapat info tentang pornografi dari orang tua. Saya sulung dari 3 bersaudara.
Pernah kejadian waktu saya masih TK,
saya menemukan VCD porno milik orang tua saya di atas lemari. Saat saya tanya
orang tua itu apa, orang tua saya tidak menjawab dan tidak membuangnya,
melainkan disimpan ditempat lain (karena kemudian saya berhasil menemukannya
lagi, tanpa sengaja saat membersihkan rumah).
Kami juga pernah dapat VCD film dari
tetangga, kala itu film hollywood thriller, tidak ada bayangan sama sekali
bahwa ditengah film itu ada adegan berhubungan intim. Nah, akhirnya kami
menonton bersama satu keluarga. Begitu tiba-tiba muncul adegan tersebut, justru
saya yang kaget dan berusaha mematikan TV.
Saya juga beberapa kali menjumpai
laptop ayah menyimpan beberapa video porno dengan history pencarian browsernya
cukup mengagetkan. Jujur saya bingung mau bagaimana menegurnya.
Begitupun adik saya, belum lama ini
dia mempunyai instagram, ketika saya stalk akunnya, ternyata dia memfollow
akun-akun wanita minim busana. Lagi lagi saya bingung bagaimana menegurnya.
Mungkin gitu dulu ceritanya, mungkin
kakak ada masukan bagaimana menanggapi keluarga seperti ini?
Jawab:
1. Baik. Terimakasih atas
pertanyaannya. Yaa, memang ketika anak sudah diketahui terpapar pornografi,
kita sbg orang yang dekat dengannya bisa melakukan dialog scr santai, tidak
marah-marah dan menghakimi. Dalam proses dialog kita bisa menjelaskan mengenai pornografi dengan bahasa yang sesuai
usia perkembangannya. Misalnya dengan memberi tahu tentang pendidikan seks,
salah satunya terkait dengan bagian-bagian tubuh mana saja yang tidak boleh
ditampakkan kepada orang lain.
2. Insyaallah bisa pulih dengan
melakukan berbagai terapi. Jika tingkat kecanduan masih dapat dibantu oleh
keluarga bisa dilakukan dengan cara yang sudah dituliskan di materi yaa. Sebagai
tambahan, pengguna bisa langsung melepaskan gadget atau klik close ketika
keingininan itu muncul.
Namun jika dirasa diri sendiri atau
keluarga sudah tidak mampu maka bisa mencari bantuan kepada profesional yaa.
Semangaaat💪🏻
3. Baik. Waah sangat luar biasa yaa
pengalamannya😊
Jika memungkinkan untuk mengajak
kerjasama Ibu, kakak boleh untuk mengajaknya berdiskusi, ketika keadaan sedang
santai dan tenang. Kakak bisa mengawalinya dengan bercerita mengenai kasus-kasus
pornografi yang kakak tau.
Jika memang penerimaan Ibu terhadap
diskusi positif, maka langkahlangkah selanjutnya bisa didiskusikan dengan Ibu
kakak😊
Itu dulu saran dari saya. Semoga
berhasil💪🏻
Berikut ini pertanyaan terpilih
untuk termin kedua:
1. F*s _ Apakah ada perilaku
menyimpang secara fisik dari seseorang yang memiliki adiksi pornografi ?
2. D**a_ Anak-anak sekarang kan udah
megang gadenganet, dan perkembangan gadenganet ini udah meluas. Mungkin saat
masih sd smp, sebagai orang tua masih bisa memantaunya. Namun ketika sma, mulai
ada Tindakan-tindakan penolakan dari anak untuk dipantau, mulai ada
pemberontakan, bersosial dengan banyak teman, dan hal-hal lainnya yang diluar
kuasa orang tua. Anak juga sekarang pintar dalam menyembunyikan aktivitas-aktivitas
seksual secara online, terlebih yang saya ketahui aktivitas seksual online ini
mengacu pada triple A (accesibility, affordability, dan anonimity) yang
memudahkan anak untuk mengakses konten seksual secara online.
Bagaimana orang tua/keluarga mampu
meminimalisir kemungkinan-kemungkinan itu ditengah akses pornografi yang mudah
di temui? Terimakasi atas kesempatannya :)
3. W*u_ Jika penyebab emosi negatif
itu sendiri berasal dari keluarga yang kurang harmonis, seperti banyak emosi
marah karena membesarkan hal-hal sepele dan sering terjadi setiap harinya dan
membuat kondisi mental malah semakin buruk, dan pelampiasan terhadap emosi
negatif tersebut malah ke pornografi bagaimana cara menghadapinya?
Jawab:
1.Dasarnya emosi, pikiran, dan
perilaku saling berkaitan atau mempengaruhi. Salah satu dampak dari pornografi
terhadap emosi adalah stabilitas terganggu sehingga memungkinkan individu untuk
mewujudkannya dalam perilaku. Misal mudah marah, menentang orangtua dsb. Lebih
jauh, ketika tingkat adiksi sudah semakin parah tingkat adiksi bisa berubah
menjadi pelaku di dunia nyata, misal melakukan kejahatan seksual.
2. Antisipasi dapat dilakukan dengan
memberikan perhatian dan kasih sayang sejak lahir agar anak tidak terjebak dalam
BLAST (bored, lonely, anxiety/angry, stressed, tired), kemudian bisa juga
memberikan penjelasan mengenai pendidikan seks sesuai dengan usia
perkembangan, menanamkan nilai
religiusitas yang kuat sejak dini, dampingi anak ketika bermain gadenganet,
kenali teman-teman bermainnya, dan jangan lupa untuk mendoakannya😊
Tambahan ketika dia sudah beranjak
remaja-dewasa, jadikan dia sebagai 'teman' agar anak dapat nyaman bercerita kpada
kita selaku orangtuanya.
3. Cara menghadapi adiksi pornografi
pada dasarnya adalah dengan kontrol diri yang kuat. Sehingga ketika pikiran
atay keinginan untuk akses porn itu muncul bisa dilakukan sesuai dengan yang di
materi yaa.
Terkait dengan penyebab emosi
negatif dari keluarga yang kurang harmonis, hal ini dapat didiskusikan lebih
lanjut bersama profesional jika dibutuhkan. Agar permasalahan penyebab emosi
negatif bisa diselesaikan.
Berikut ini pertanyaan terpilih
untuk termin ketiga. Sesi terakhir untuk tanya jawab:
1. N*r_ Saat kita bertekad utk
berhenti dari pornografi, kita pasang security dan internet positif disetiap gadenganet
atau device kita, namun sayangnya kita tahu bagaimana cara membobol security tersebut,
saat hasrat kita tak terbendung, kita terjatuh kembali. Pertanyaannya,
bagaimana agar kita tetap konsisten utk tetap bertahan? Kemudian pertanyaan
selanjutnya, bagaimana pendapatnya apabila pornografi dijadikan sebagai tools
dalam sex education?
2. Aa_ Saya memiliki kenalan yang
maaf (autis). Adapun anak tersebut sudah berusia sekitar 16 tahun. Orang tuanya
paham betul akan kebutuhan biologisnya dan menyajikan video porno sebagai dalih
agar tidak dipuaskan dengan cara-cara lainnya
Mohon izin kak bagaimana pendapat
kakak perihal ini?
3. A_ Tadi disebutkan ciri-ciri
individu yang mengalami kecanduan pornografi itu diantaranya senang menyendiri
dan enggan bergaul secara sosial dan salah satu cara mengatasinya itu dengan
berinteraksi dengan keluarga. Nah disini apabila peran keluarga kurang
mendukung (memiliki masalah) tidak mendukung untuk mengatasi masalah tersebut.
Dan juga insting dari pribadi sulit sekali untuk berhenti mengakses hal-hal yang
berbau pornografi. apakah perlu untuk menghubungi lembaga profesional untuk
mengatasinya? Dan bagaimana cara/alur untuk berkonsultasi mengenai masalah tersebut.
Terima kasih.
Jawab
1. Sebenarnya untuk jawaban
pertanyaan pertama ini sudah ada di materi yaa.😊
Tambahan saja, biasanya kegagalan
tersebut terjadi krn tekad kita kurang kuat sehingga kita tetap menuruti
keinginannya dan tidak langsung melepaskan gadenganet dari tangan kita kemudian
pergi dari 'kesendirian'.💪🏻
Saya mau bertanya terlebih dahulu,
maksud dari sex education di sini untuk siapa dan siapa yang melakukannya ya?
2. Sebenarnya kebutuhan biologis
bisa dipenuhi dengan cara-cara lain yang
positif. Sehingga selama masih ada cara yang positif dan tidak merugikan 4
aspek yang td saya jelaskan kenapa harus pilih pornografi yang sudah jelas
dampak negatif nya☺
3. Yaa, jika dirasa perlu silakan
mencari bantuan profesional. Caranya dengan mencari psikolog/ psikiater
terdekat untuk konsultasi😊
Tanggapan dari peserta:
"Maksdnya sex education utk
anak atau remaja" terkait pertanyaan no 1 untuk termin ke 3
Respon narasumber:
Saya kira pendidikan seks bisa
dilakukan tanpa menggunakan pornografi. Saya pernah melakukan seks education pada
anak-anak dengan didampingi orangtuanya dengan menggunakan media video dan
gambar yang tidak memunculkan pornografi dan itu bisa kita akses di internet
kok. Jadi gak usah khawatir jika ingin melakukan pendidikan seks tanpa
pornografi krn setiap hal positif insyaallah selalu ada jalan💪🏻😊
Pertanyaan tambahan:
1.
R*a_yang
ingin saya tanyakan disini adalah ketika seseorang selalu berusaha atau
mengatur emosinya atau dirinya agar tidak terjerumus dalam pornografi lagi,
misalnya seseorang itu sering menonton yang melanggar SARA, tapi kemudian dia
sadar apa yang ia lakukan salah, sehingga ia ingin mengontrol dan dia berjuang
keras untuk mengontrol dirinya. Apakah rasa ingin menonton video atau melihat
sesuatu yang mengandung unsur pornografi bisa hilang seiring berjalannya
waktu? Kemudian jangka waktunyaa berapa lama
untuk berhasil keluar dari situasi ini?
2.
H***n_Biasanya
kecanduan porn besar kemungkinan diiringi dengan melakukan tindakan masturbasi.
Setelah melakukan ada rasa menyesal/bersalah. Apakah baik perasaan
bersalah/menyesal tersebut?
Dan saya tau dengan berbicara keluarga sangat membantu
tapi keluarga terkadang bisa syok dan terbebani mendengar kenyataan/cerita
tersebut. Ingin cerita dengan teman dekat takut jadi bumerang dan curhat ke
psikolog juga terkadang malu. Bagaimana solusinya?
3.
Dari
Fulan bin fulan_Saya ingin bertanya. Bagaimana cara untuk menghadapi teman yang
ketika diajak untuk berhenti pornografi justru menolak dan beralasan bahwa
pornografi adalah suatu kebutuhan? Malah respon yg keluar menganggap saya sok
suci, dsb.
Jawab:
1.
Insyaallah
ketika benar-benar bertekad ingin berubah dan kontrol diri terhadap perilaku
serta pikiran tetap dipertahankan, keinginan tersebut semakin jarang terjadi.
Karena ketika kita menyibukan diri dengan aktivitas lain (ini termasuk kontrol
diri dlm perilaku ya) maka pikiran kita pun akan sibuk dg aktivitas tsb
sehingga pikiran dan keinginan untuk akses pornografi tidak muncul.
Mungkin sesekali masih muncul keinginan melihat unsur
porn krn memori kita dlm otak merekam apa-apa yang pernah dilihat dan
dilakukan. Namun ketika sudah tau itu salah dan tetep berjuang keras,
Insyaallah perilaku bisa dikendalikan shg keinginan tadi tidak sampai
diwujudkan pada perilaku.
Untuk jangka waktu, pengalaman yg saya temukan
berbeda-beda. Tergantung dengan tingkat
adiksi, tekad, dan usaha (bisa dilihat di materi ya) yang dilakukan.
Semangaat yaa!😊
2.
Saya
pikir kita harus bersyukur ketika masih diberikan rasa itu😊 Karena itu artinya kita masih
menyadari bahwa pornografi adalah sebuah kesalahan yg akan merugikan diri
sendiri bahkan mungkin oranglain, dan diberikan kesempatan untuk
memperbaikinya.
Juga tidak usah khawatir, krn rasa bersalah itu adalah
respon yang wajar dirasakan seseorang ketika telah melakukan kesalahan.
Rasa bersalah atau penyesalan itu akan menjadi tidak
baik ketika kita tidak menjadikan itu sebuah pelajaran atau titik balik untuk
melakukan perbaikan kedepan.
Jika memang untuk membuka diri kepada oranglain ada
ketakutan dan rasa malu, sebenarnya kita bisa mengusahakannya sendiri terlebih
dahulu dengan cara yang telah dipaparkan di materi yaa. Karena memang untuk
adiksi pornografi ini kuncinyaa ada pada diri sendiri sebenarnya. Semoga
berhasil!💪🏻
Kalo memang gagal dan merasa membutuhkan bantuan orang
lain, bismillaah cari orang/profesional yang aware tentang hal ini dan tentunya
membuat nyaman. Kemudian niatkan hal tersebut untuk menjadikan perbaikan dalam
diri kita. Semangaat😊
3.
Saya
mengapresiasi karena Fulan sudah berani menawarkan kebaikan kepada teman Fulan😊
Yaa, memang kita tidak bisa mengubah oranglain menjadi
seperti yg kita inginkan karena mungkin berbeda pandangan dan lain hal.
Sehingga yg mungkin bisa dilakukan saat ini adalah
tetap berteman baik dengan dia dan tunjukan kalo memang kita bisa lebih baik
tanpa pornografi (bisa melalui perilaku kita yakni kita tidak mengkonsumsi porn
dan bisa mengajaknya untuk beraktivitas yg menyenangkan secara bersama), serta
jangan lupa didoakan yaa. Semangaaaat💪🏻😊
Penutup dari Narasumber
Untuk yang membutuhkan jasa
profesional bisa
1. Bisa ke klinik psikologi
2. Bisa pakai aplikasi KALM,
paketnya ada yang untuk 3 hari, seminggu, hingga sebulan.
3. Halodoc, ada paketannya juga cuma
saya gak hafal bisa dicek sendiri ya.
4. Bisa ke rumah sakit ke bagian
poli jiwa
Jangan ragu untuk mencari bantuan
professional yaa, semoga bermanfaat!😊
Penutup dari moderator
Terimakasih Mbak Ridha atas
tambahannya.
Sebenarnya masih banyak banget
pertanyaan pertanyaan yang dikirimkan ke moderator. Saya meminta maaf tidak
dapat memilih semua pertanyaan yang telah chat ke saya karena waktu kita terbatas.
Terimakasih kepada seluruh peserta yang telah aktif berpartisipasi dan antusias
pada POPTALK hari ini dengan tema "Keluarga dan Porn"
Semoga materi dan jawaban yang
diberikan oleh Mbak Ridha sedikit membantu kita semua bagaimana caranya agar menjadikan
Keluarga sebagai copping yang paling dekat untuk terhindar dari pornografi.
Adiksi pornografi adalah keadaan
individu yang memiliki kecanduan terhadap
sesuatu hal yang membangkitkan hasrat seksual (pornografi). Dampak dari
adiksi pornografi mempengaruhi 4 aspek,
yaitu aspek biologis, psikologis, sosial , dan spiritualitas/religiusitas.
Individu harus mengontrol dirinya
ketika timbul rasa ingin mengakses pornografi. Kontrol diri dapat dilakukan
dengan thought stopping dan melakukan aktivitas positif bersama keluarga.
Karena, saat kita berada di lingkungan keluarga yang positif, maka perilaku
adiksi pornografi pun dapat dikurangi. Selain itu, salah satu bukti rasa sayang
kita terhadap keluarga, bisa dengan mewujudkan harapan mereka terhadap diri kita,
tanpa mengakses pornografi yang mungkin akan menghambat proses kita dalam
mencapai harapan-harapan tersebut.
Ada dua cara mengalahkan lingkaran
setan adiksi pornografi, yaitu mengetahui penyebab emosi negatif muncul, dan
melakukan problem-solved coping (merespon dengan cara mencari
penyelesaian masalah) atau emotion-focused coping (merespon dengan cara
menstabilkan emosi). Dan, jika merasa tidak mampu
menyimpannya sendiri, kita bisa mencari bantuan dari luar, seperti keluarga
atau profesional, untuk keluar dari perilaku adiksi pornografi.
POPTALK pada sore hari ini
dipersembahkan oleh POPCORN x Family Hour Indonesia. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih. Saya mohon maaf apabila ada typo typo didalamnya. Diskusi pada
sore hari ini saya tutup. Terus pantengin IG kami yaa...
Dan mohon membantu untuk mengisi
link Survey untuk membantu meningkatkan POPTALK selanjutnya ☺️
Sampai bertemu kembali di POPTALK
selanjutnya 🤗
Afterwords
Teman - teman, terima kasih sudah
ikut serta dalam POPTALK Family Hour x Popcorn ini. Bantu kami untuk bisa
meningkatkan kinerja kami dengan mengisi dua survey dibawah ini ya. Terakhir,
jangan lupa follow social media kami ya, di @familiyhour.id dan
@popcornofficial
Terima kasih. Sampai ketemu dilain
sesi!
Customer Satisfaction Survey :
https://bit.ly/poptalk7mei
Attitude Towards Porn Survey :
https://forms.gle/yrQx7gRG3PTajgJQ7
Komentar
Posting Komentar