Jika ada titik hitam pada
kertas putih, terkadang kita konsen pada titik hitamnya, bukan sisa putihnya. Bagaimana
cara untuk tetap konsisten berpikir & bertindak positif di tengah kondisi
yang negatif?
Jika ada masalah, kemungkinan yang terjadi adalah
kita fokus meratapi si titik hitam. Padahal, masih banyak sisi lain kertas
putih yang bisa dilihat. Salah satu cara untuk mengalihkan pandangan dari
titik hitam ke bagian kertas yang putih adalah dengan bersyukur. Walaupun ada
kendala yang kita hadapi, masih ada segudang nikmat yang kita rasakan. Misalnya
jika kita terserang penyakit tergorokan, sebenarnya lebih banyak hal yang patut
disyukuri daripada dikeluhkan. Syukurlah sakitnya hanya di tenggorokan, bagian
tubuh lain masih sehat dan kita masih dapat melakukan mayoritas aktivitas
dengan normal.
Sesuai janji Allah, jika kita bersyukur maka Allah akan
melipatgandakan nikmat kita. Sebaliknya jika mengingkari nikmat, maka Azab
Allah sangat berat. Dengan bersyukur atas kenikmatan-kenikmatan yang
kita terima, pikiran kita akan terbuka. Apabila pikiran kita sudah terbuka,
fokus pandangan kita akan lebih meluas. Penyelesaian masalah pun akan ikut
cenderung akan lebih mudah karena pikiran yang terbuka dapat men-generate
alternatif solusi feasibel yang lebih banyak.
Pada awalnya mencoba untuk bersyukur dikala terkena musibah
mungkin terdengar aneh. Bagi orang lain akan janggal apabila (maaf) kaki kita
tertusuk kepiting ketika berjalan di pantai dan kita mengucapkan hamdallah.
Tapi lama kelamaan kita akan terbiasa dan merasa lebih ringan untuk
mengucapkannya. Masih banyak yang dapat disyukuri; setidaknya kepitingnya tidak
beracun, setidaknya tidak ada tulang yang patah atau setidaknya yang menyengat
bukan ikan pari. 😄
Komentar
Posting Komentar