Gelang
ayaman asal Borneo ini biasanya dibuat dari rotan (serat yang warna terang) dan
tanaman pakis/gulma (serat yang warna gelap). Tidak ada pewarna sintesis yang
digunakan, warnanya natural sesuai bahan bakunya. Gelang ini identik
dengan suku Dayak. Beberapa suku dayak ada yang menyebut gelang ini dengan
gelang simpai.
Pertama kali Saya mendapatkan gelang ini adalah ketika TNT (Traveling & Teaching) 8 1000 Guru Samarinda di Desa Wisata Kedang Ipil. Setelah disambut dengan tarian selamat datang di balai desa (namanya tarian Pupur), masing-masing relawan diberikan gelang simpai ini.
Gelang ini dapat dianyam langsung di tangan dan kaki atau dipasangkan langsung. Durasi pengayaman sekitar 30-45 menit, tergantung kerumitan motif. Cara pemasangan gelang yang sudah jadi cukup menarik. Dengan menggunakan alat bantu berupa sedotan atau tali, gelang yang ukurannya pas dengan pergelangan tangan diputar perlahan agak dapat masuk. Agak sakit memang, namun itulah satu-satunya cara pemasangan, karena gelang anyaman ini tidak dapat diatur besar kecil diameternya; ukurannya sudah tetap.
Untuk melepaskannya hanya dengan digunting atau tunggu putus
secara alami seperti yg teman saya, Dika Maraga Maulid, lakukan. Kalau Saya, sejujurnya sayang untuk memutusnya karena
gelang kandau ini merupakan pengingat atas keramahan warga desa Kedang Ipil,
derasnya aliran air terjun Kandua Raya, dan keseruan ketika acara
TNT di sana. Paling lama saya pribadi mengenakan gelang tersebut (sebelum
putus) selama kurang lebih 2 bulan. Jika sempat berkunjung ke desa budaya
Dayak, sempatkan juga untuk membeli gelang ini sebagai buah tangan yang menarik
dari Kalimantan.
Komentar
Posting Komentar