Hari Kamis, 30 Agustus 2018 Saya
berkesempatan menyaksikan sidang terbuka S3 Bu Ria (Made Andriani). Beliau
adalah dosen Teknik Industri ITB di Kelompok Keahlian Manajemen Industri yang
sedang menembuh pendidikan doktoral di program studi TMI (Teknik dan Manajemen
Industri) ITB.
Disertasi yang beliau pertahankan
ketika sidang berjudul “Strategi Manajemen Pengetahuan Berdasarkan Tahap
Pertumbuhan Organisasi pada Industri Fashion dengan Pendekatan Studi Kasus
Historis”. Sebelum sidang terbuka ini, beliau telah melalui beberapa tahap
sidang tertutup untuk mematangkan penelitian yang beliau lakukan.
Saya pribadi penasaran bagaimana
proses sidang S3 di TMI. Sebelumnya Saya pernah menghadiri sidang doktor Pak
Samun Haris. Beliau adalah sahabat ayah Saya yang menamatkan studi S3nya di
jurusan Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Suasana yang Saya rasakan ketika
sidang terbuka di sana adalah mirip seperti undangan: seluruh tamu undangan
yang hadir menggunakan batik dan kebaya serta ada jamuan makan siang.
Bertempat di ruang seminar lantai
3 di Gedung Annex (gedung rektorat ITB Jl. Tamansari), sidang diagendakan pada
pukul 13.00 – 15.00. Di ruangan sudah ada backdrop
untuk sidang terbuka S3 dilengkapi dengan slot untuk mengganti nama dan tanggal sidang. Layout ruangan dibuat seperti sidang ilmiah pada umumnya: kandidat
diberi tempat di bagian tengah dekat layar, di barisan paling depan terdapat
jajaran meja untuk promotor, dan di bagian belakang jajaran kursi untuk tamu
undangan. Tamu undangan kebanyakan merupakan keluarga, kolega kerja, rekan
sejawat, mahasiswa S3 TMI dan mahasiswa bimbingan beliau.
Pada pukul 13, promotor dan
penguji memasuki ruangan sidang, didampingi oleh ketua sidang dan pengawas dari
SPS (Sekolah Pascasarjana). Promotor/pembimbing penelitian S3 Bu Ria adalah Pak
Kadarsah Suryadi dengan ko-promotor Alm. Pak Ari Samadhi, dan Pak Joko
Siswanto. Akademisi yang menjadi penguji adalah Pak Iman Sudirman, Pak Budhi
Prihartono dan Bu Rajesri Govindaraju dari pogram studi Teknik Industri ITB dan
Pak Benny Ranti dari UI. Sidang terbuka ini juga dihadiri oleh istri almarhum
Pak ‘Cok’ Ari Samadhi dan kedua putri beliau.
Sidang dibuka oleh ketua sidang. Sebelumnya
beliau menghimbau para peserta sidang untuk men-silent alat komunikasinya,
namun kami masih boleh memfoto sidang dari tempat masing-masing dan tanpa
mengganggu keberjalan sidang. Wow, serius
sekali ya! Pertama-tama Pak Kadarsah sebagai promotor diminta membacakan
sambutan dan pertanggung jawaban ilmiah atas penelitian yang dilakukan dan
disertasi kandidat doktor. Kemudian ketua sidang mempersilakan promovendus masuk ke ruangan sidang.
Saya pertama kali mendengar kata promovendus,
yang ternyata berarti kandidat yang mempertahankan hasil penelitian dan
disertasinya pada sidang promosi doktor.
Sebelum dimulai presentasi, sang
ketua sidang menanyakan kepada kandidat apakah beliau cukup sehat untuk
memberikan pemaparan saat sidang ini, dan Bu Ria menyatakan bahwa beliau sehat.
Bu Ria mempresentasikan hasil penelitian selama kurang lebih 20 menit. Kemudian
dilanjutkan dengan pertanyaan dari promotor dan ko-promotor. Masing-masing
penguji menanyakan satu atau beberapa hal (seperti Pak Benny Ranti yang
bertanya poin nomor 1a, 1b dan 2) dan langsung dijawab oleh promovendus. Namun tidak ada tanggapan
lebih lanjut dari penanya. Setelah Saya tanyakan, katanya karena perdebatan
sudah dilakukan dengan intens ketika sidang tertutup dan sidang terbuka
sifatnya hanya diseminasi hasil penelitian. Karena sidang ini merupakan forum
ilmiah yang serius, bahkan tertawa atau bertepuk tanganpun tidak ada hadirin
yang melakukannya.
Sesi pertama sidang selesai
ketika seluruh pembimbing dan penguji sudah mengajukan pertanyaan dan dijawab
oleh kandidat. Sesi selanjutnya adalah break
selama 30 menit untuk promotor dan ko-promotor melakukan penilaian terhadap
sidang. Saya pikir kok lama sekali ya? Padahal kalau sidang S1 atau S2 biasanya
dalam 5 menit nilai seminar dan Tugas Akhir sudah keluar. Sesi istirahat ini
dimanfaatkan untuk berfoto-foto dan memberikan selamat karena promovendus telah menyelesaikan
pemaparan sidangnya.
Setelah sidang diskors selama 30
menit, para promotor kembali ke ruangan. Dan hasil yang tunggu-tunggu tiba,
ketua sidang membacakan hasil penilaian yang menyatakan Bu Ria lulus dengan
predikat cum laude. Pak Kadarsah
kemudian memberikan sambutan dan kuliah terakhirnya kepada promovendus doktor Made Andriani. Salah satu poin yang
beliau sampaikan adalah “masyarakat tidak bertanya mengenai latar belakang kamu
dan pendidikan Anda, namun mereka akan menanyakan apa yang dapat Anda berikan
kepada lingkungan.”
Selamat Atas Kelulusannya Dr. Made Andriani, S.T., M.T.!
Hal yang Saya rasakan dalam pengalaman mengikuti sidang adalah hasil penelitian yang telah dilakukan secara
komprehensif merupakan seuatu yang serius sehingga pensuasanaan sidang untuk
diseminasi hasil penelitian pun serius. Dan setelah dibacakan hasilnya, suasana
haru dan bahagia mewarnai ruangan. Apalagi keluarga, rekan sejawat, dan
teman-teman dekat yang selama ini mendukung penelitian dan penyusunan disertasi
hadir untuk memberikan apresiasi. Semua pengorbanan yang dikeluarkan oleh sang
kandidat doktor terbayar sudah setelah sidang terbuka selesai. Dan yang pasti,
penelitian dan pengabdian masyarakat tidak berhenti sampai titik mendapatkan
gelar doktor saja.
Komentar
Posting Komentar