Surat Mimpi berkolaborasi dengan Bu Vera Ningsih, Pengajar Muda
Indonesia Mengajar di SDN 003 Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Lokasi
sekolah TuOn (TUlin ONsoi) berdasarkan cerita Bu Vera agak jauh ke pedalaman. Dari Kabupaten
perlu menyusuri sungai sekitar 2 jam, lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat
sekitar 1 jam.
Desa TuOn kehidupannya masih menggunakan hukum adat. Suku
yang dominan yaitu suku Dayak Agabang. Mata pencaharian masyarakat yaitu berkebun,
terutama kebun sawit. Permasalahan yang ditemui untuk anak usia sekolah adalah
masih banyak anak yang menikah muda setelah lulus SD serta tidak melanjutkan
sekolah karena bekerja di kebun.
Anak-Anak TuOn berpose di depan sekolah
Sumber: Galeri Foto Grup WA Kakak Surat
Konsepnya adalah 20 anak di sekolah TuOn dipasangkan dengan
satu orang kakak asuh yang akan rutin berbalas surat untuk memberikan akses
informasi, semangat, inspirasi, dan kasih sayang secara personal. Target
periode pengiriman surat adalah 1 tahun. Bu Vera dan tim akan mengusahakan
dapat berkirim surat satu bulan sekali dengan estimasi: 2 minggu perjalanan
surat ke lokasi adik surat, 1 minggu adik menulis surat, 1 minggu penyusunan
konden dan kakak surat menulis balasan. Jadi selama 1 tahun bila tidak ada
kendala bisa berkirim surat 12 kali.
Setelah dilakukan perjodohan adik surat, tibalah instruksi
untuk menulis surat yang pertama. Saya memperoleh sepucuk surat dari Adik
Yeremias. Para adik menuliskan surat mereka di selembar kertas dengan tangan
kanan mereka. Ketika membacanya, jujur. Saya merasa terharu karena walaupun
struktur bahasa di tulisan tersebut masih belum rapi, mereka sudah berusaha
keras mencurahkan isi hati mereka dan dalam secarik kertas. Ada yang
mencantumkan banyak sekali pertanyaan, ada yang menceritakan kondisi desa
mereka, ada pula yang membubuhkan gambar-gambar di suratnya.
Surat pertama dari Yeremias, gambarnya bagus
Terdapat beberapa kakak surat yang mengalami kendala ketika
mendapat surat pada awalnya. Misalkan Kak Riska yang agak kesulitan membaca
surat dik Claudio yang menulis menggunakan Bahasa daerahnya. Atau Kak Reza yang
sedikit kebingungan dengan beberapa kata dan istilah pada surat dari adik
Marianus. Tapi secara umum maksud dari surat tersebut dapat kami pahami.
Surat dari adik Marianus
Tulisan tangan Claudio
Awalnya kami mengirimkan surat ke pengelola surat mimpi via
email atau pos ke alamat di Jogja. Selanjutnya surat yang terlah terkumpul akan
diteruskan ke alamat Bu Vera di Tulin Onsoi. Biaya mengiriman mencapai Rp
107.400 dengan berat paket 1.3 kg. Cukup berat karena ada beberapa kakak yang
berinisiatif lebih dengan menyumbangkan buku, peta atau alat pendukung
pendidikan lainnya. Bianyanya lebih mahal dibandingkan mengirimkan paket ke
negeri Sakura, hahaha! Pengiriman menggunakan kilat khusus pos Indonesia
mencapai 11 hari. Akhirnya dengan perantara Bu Vera, surat yang ditunggu dapat
diterima oleh masing-masing anak kelas 5.
Kotak mimpi anak TuOn sudah sampai dengan selamat
Sumber: Galeri Foto Grup WA Kakak Surat
Unboxing surat-surat dari kakak surat TuOn akan Saya tulis dalam sebuah post khusus berikutnya.
Tulisan ini Saya buat dalam rangka
antusias menunggu balasan surat ke-2 dari adik TuOn serta untuk memotivasi diri
sendiri agar lebih semangat dan lebih totalitas dalam mencurahkan cinta kasih
untuk mengembangkan pendidikan adik asuh di TuOn.
Komentar
Posting Komentar