Suicide squad adalah film terbaru dari DC
Comics yang bercerita bagaimana penjagan-penjahat berkekuatan super (super
villain) berjuang mengalahkan musuh yang akan menghancurkan bumi. Film ini
menarik karena jarang film yang membahas dari segi antagonis. Awalnya Saya tidak
ngeh mengenai film ini. Setelah diceritakan oleh rekan-rekan bahwa di film ini
ada Joker yang diperankan oleh Jared Leto dan sempat ramai diperbincangkan,
akhirnya Saya memutuskan untuk menontonnya.
Saya bersama Mas Galieh (Galieh
Wicaksono), Taufiq (Al Taufiq Arifin), Mimin (Muslimin), Aini (adiknya Mimin),
dan Malik (Abdullah L Malik) memutuskan untuk menonon Suicide Squad di hari
penayangan premier-nya, pada hari Rabu, 3 Agustus 2016, pukul 18.00 WITA di
Mall Balcony Balikpapan. Harga tiket nonton di Balcony terbilang cukup murah,
pada hari biasa adalah Rp 45.000. Terlebih dulu kami membeli tiketnya online
dengan member Mas Galieh.
Kami keasyikan ngobrol, baru sekitar jam 6
sore Saya dan Malik berangkat ke Balcony. Malik terlihat agak kesal dan ia
memutuskan untuk mengambil alih kemudi. Sekitar Pukul 18:15 kami tiba di
bioskop, tiket telah dititipkan oleh Mas Galieh terlebih dahulu kepada
pramuniaga. Ini merupakan kali pertama Saya memasuki bioskop di tersebut. Bioskop
ada di lantai 6 dan akses elevator cukup terbatas. Naik dengan menggunakan
eskalator tidak menjadi pilihan karena hampir seluruh eskalator tidak aktif.
Balcony adalah contoh mall yang sudah “sekarat”
dan butuh perombakan agar dapat menjadi lebih hidup lagi. Banyak toko yang
tutup. Kalaupun masih buka terlihat sepi dan cukup mengenaskan melihat pegawai
tokonya berkeringat kepanasan karena AC di mall tersebut tidak dihidupkan. Tapi
nanti ada wacana Carefour akan masuk ke toko ini dan menjadi pesaing berat
Hypermart di mall sebelahnya. Bisa jadi mall Balcony hidup kembali.
Kembali ke film, nampaknya beberapa adegan
pembuka terlewatkan. Saya masuk ketika adegan Waller menerangkan proposal rencananya kepada Batman. Pukul 18.24 alarm tanda waktu
maghrib bergetar. Saya, Malik dan Taufiq keluar untuk sholat Maghrib terlebih
dahulu di mushola di lantai 3A.
Film tersebut sebenarnya cukup seru, Saya
menyukai konsep mengunakan kekuatan super “penjahat”—jahat baik sebenarnya
relatif—untuk menaklukan musuh yang lebih jahat. Namun, ketika adegan
helikopter yang dipakai Mas Joker menyelamatkan Mbak Harley meledak mendadak
lampu mati. Erangan kecewa penonton terdengar menggaung di gedung bioskop. Mati
lampu berlangsung sekitar 2 – 3 menit. Mungkin selama waktu yang dibutuhkan
untuk mengaktifkan genset terlebih dahulu. Setelah itu lampu menyala namun
layar belum menayangkan film kembali.
Sekitar 5 menit menunggu kami menghabiskan
waktu dengan membahas mengenai konten film. Dengan menyalanya lampu Saya dapat
lebih bebas mengamati keadaan sekitar. Ruangan teater terlihat agak lengang,
kurang dari setengah bangku yang terisi, padahal hari itu penayangan premier-nya. Terlihat ada remaja-remaja
yang asyik foto selfie, keluarga yang bermain dengan anaknya serta penonton
pria yang keluar untuk membeli popcorn.
Rombongan kami sendiri mengobrol di kursi dan tidak beranjak.
Kemudian lampu mati dan proyektor kembali
menyorotkan film Suicide Squad. Sorak sorai penonton pun terdengar riuh di
ruangan. Lucunya, adegan diulang sekitar 3 menit dari adegan terakhir. Layar
menayangkan adegan ketika Pak Deadshot mengeker dan menembak Mbak Harley.
“Yaah, kayak nonton DVD”, seru Mas Galieh.
Pengalaman-pengalaman sebelumnya nonton
bioskop belum pernah berhenti karena mati lampu dan filmnya dimundurkan seperti
ini. Lucu dan menarik untuk diceritakan sih. Ketika di kota lain belum tentu
Saya dapat merasakan hal yang sama, hahaha. Bagi Saya malah jadi terhibur,
bukan kesal atau kecewa.
Komentar
Posting Komentar