Aksi
pemadam kebakaran (fire fighter) dalam
memadamkan si jago merah dan menyelamatkan nyawa orang lain sering dikaitkan
dengan aksi heroik bawaan posisi ini. Banyak anak yang tertarik kepada figur
pemadam kebakaran dan memiliki cita-cita untuk berprofesi sebagai pemadam
kebakaran. Seragam yang mereka gunakan di
yang mereka gunakan kadang berbeda di tiap negara, tetapi semuanya tetap
terlihat gagah. Menurut Saya kepahlawanan para pemadam kebakaran tidak hanya
ketika aksi pemadaman api dan penyelamatan saja. Setelah mencoba berperan dalam
aksi pemadaman api, Saya menyadari bahwa perjuangan dimulai sejak memakai
pakaian.
Pada pertengahan bulan Mei 2016 lalu,
Saya mengikuti sebuah acara permainan Post-Postan di Balikpapan. Pada permainan tersebut terdapat satu mata acara dimana
tim diminta berperan sebagai pemadam kebakaran (damkar). Tim dibagi menjadi dua
kelompok. Tiga orang ditugaskan menangani kompor yang terbakar dan lima orang
lainnya akan bermain dengan selang air. Saya ada di tim kedua. Kami harus
menggeser posisi sebuah drum berisi air ke sebuah kotak sasaran yang berjarak
kurang lebih 4 meter dari titik awal. Kesan awalnya tantangan kelompok Kami
relatif lebih mudah dibandingkan memadamkan api di kompor dengan selimut.
Terdapat
dua tim yang saling berhadapan. Setelah briefing
dari panitia, masing-masing tim diberikan waktu 10 menit untuk persiapan.
Waktu tersebut dirasa kurang cukup. APD (Alat Perlindungan Diri) yang kami
kenakan adalah pakaian standar regu pemadam api yang terdiri dari:
- Helm pemadam kebarakan: Terdiri dari tempurung, sistem penyerap energi, sistem retensi, trim berpendar dan memantulkan cahaya, penutup telinga serta tameng muka atau googles atau keduanya.
- Pakaian pemadam kebarakan: Terbuat dari bahan yang memberikan perlindungan minimum pada tubuh, lengan dan kaki, juga kepada dan leher
- Sarung tangan pemadam kebakaran: Terbuat dari bahan yang memberikan perlindungan minimum pada jari, ibu jari dan pergelangan tangan.
- Sepatu bot pemadam kebakaran: Terbuat dari bahan yang memberikan perlindungan minimun pada kaki dan pergelangan kaki. Terdiri dari sol dengan hak, bagian atas perlaposan, sol tengah besi (steel midsole) serta tudung kaki anti benturan dan tekanan (terpasang dengan permanen).
Terlihat Sederhana Namun Butuh Keahlian untuk Memakainya dengan Cepat
Jika
belum terbiasa, agak sulit memakai pakaian tersebut. Saya pun sempat
kesulitan dan terbalik urutan pemakaiannya. Ketika akan mengenakan baju anti
api, seharusnya memasukkan celana yang menggunakan suspender dahulu baru
memakai atasan. Memakai pakaian pemdalam kebakaran cukup sulit karena di
dalamnya terdapat jaket dulu. Bobot pakaiannya cukup berat karena tebal dan
berlapis. Hal ini bertujuan untuk melindungi kulit dari paparan api dan jika
pakaian terbakar dapat langsung dilepas.
Perlengkapan yang dikenakan selanjutnya
adalah sepatu bot, sarung tangan dan helm. Karena ukuran yang tidak pas, agak
sulit untuk memaksa kedua tangan masuk kedalam sarung tangan. Ketika satu sisi
sudah terselimuti sarung, sisi lainnya akan sulit dimasukkan karena jemari yang
sulit bergerak. Tangan Saya malah jadi agak kaku setelah mengenakan sarung
tangan. Setelah dibantu oleh rekan yang lain akhirnya akhirnya sepasang sarung
tangan dapat dikenakan dengan baik. Kunci lainnya dalam kecepatan aksi
pemadaman api adalah saling bantú membantu sejak mulai mengenakan pakaian
pelindung. Setelah semua perlengkapan dipasang, harus dilakukan pengecekkan APD
kembali.
Tak lama setelah memakai pakaian
pemadam kebakaran, keringat mengalir deras. Tebalnya lapisan pakaian dan suhu
tubuh yang terperangkap membuat suhu di dalamnya menjadi panas. Bulir-bulit keringat yang menetes agak
menghambat daya pandang. Makanya sedikit-sedikit tangan menyeka keringat.
Rasanya ingin buru-buru melepas baju yang mirip sauna protabel ini. Sungguh
luar biasa para pemadam kebakaran yang asli. Mereka sudah berjuang melawan diri
sendiri dengan menahan panas dan bertahan untuk tidak buru-buru menangkalkan
pakaiannya sebelum tugas dituntaskan. Apreasi untuk para pahlawan ini!
Peralatan
yang akan digunakan telah disediakan panitia di dekat area permainan. Alat-alat
pemadam kebakaran yang digunakan ketika itu antara lain:
- Hoses (selang air). Selang ini terbuat dari non-perishable material. Panjangnya sekitar 20 m dan berdiameter 38 mm.
- Nozzle (pipa semprot). Pipa semprot yang disambungkan pada ujung selang terdiri dari kombinasi antara pemancar tipe jet dengan tipe spray yang dapat diatur. Juga dilengkapi dengan fungsi shut off. Pipa semprot ini harus dapat disambungkan secara instan.
- Fire Hydrant Wrench (kunci pas pipa air). Sesuai namanya, berfungsi untuk mengencangkan sambungan antara pipa semprot dengan selang air dan pipa sumber air.
- Hydrant (pipa air). Hydrants berdungsi sebagai sumber pasokan air untuk kegiatan pemadaman api. Pipa air tersebut harus dalam kondisi baik dengan katup yang mudah diputar.
- Valve Wheel Wrench (kunci roda katup). Kunci katup berbentuk huruf F ini merupakan alat bantu untuk membuka dan menutup katup pada hydrant.
Walaupun ini hanya permainan, panitia
telah menyiapkan dengan baik dan memastikan semua alat perlindungan diri dan
perlengkapan pemadan kebakaran dapat digunakan dengan baik.
Kami Baru Pertama Kali Memegang dan Menggunakan Alat-Alat Di Atas
Model area permainan kurang lebih
seperti ilustrasi berikut:
Ilustrasi Area Bermain
Posisi drum agak serong dari kotak
sasaran. Penyetelan arus air harus disesuaikan agar air tidak langsung menembak
kencang. Bila drum sudah menyentuh pembatas jalan maka tidak dapat ditarik lagi
ke kotak tujuan. Selama melakukan aksi dengan selang, kaki anggota tim tidak
boleh melebihi batas garis posisi.
Pembagian peran kurang lebih sebagai
berikut: Saya bertugas membuka dan menutup keran, Pak Dewo (Dewo Tjindarbumi),
Mas Tiyo (Tantiyo Pratama), dan Malik (Abdullah L. Malik) bertanggung jawab
mengarahkan selang dan mengatur laju air serta Azra (Fatima Nur Azra) bekerja
menjaga selang agar tidak terbelit dan membawa kunci pas yang dibutuhkan. Di tim kami tidak semuanya pernah
mendapatkan ilmu fire fighting. Referensi
kami terbatas pada video tutorial yang diberikan oleh panitia sebelum acara.
Pemasangan alat dimulai dari
pembentangan gulungan selang kemudian menyambungkan dua buah selang untuk
mencapai panjang yang diinginkan. Penyambungan mulut kedua selang dieratkan
dengan menggunakan kunci pas khusus pipa air. Selang harus dipastikan
membentang tanpa ada lipatan agar air dapat mengalir dengan lancar. Selanjutnya
pipa semprot di pasang di ujung selang. Sisi selang yang lainnya dihubungkan
pada pipa air.
Setelah semua alat dipasang dan aba-aba
dikumandangkan, Saya bekerja memutar katup untuk mengalirkan air dengam
menggunakan kunci roda katup. Putaran pertama membutuhkan banyak tenaga.
Terlebih karena ukuran sarung tangan yang kebesaran sehingga jari tidak dapat
begerak leluasa. Tetapi setelah dapat momentumnya putaran lebih lancar. Bahkan
lengan Saya sempat terdorong karena debit air yang keluar langsung deras.
Sabar Menanti di Samping Hydrant
Karena
terhalang Saya tidak dapat menyaksikan proses penggerakan drum. Koordinasi
kelompok kami cukup baik. Ketika aba-aba mematikan air terdengar, terlihat
kelompok lawan masih sibuk bekerja. Prosedur selanjutnya adalah mematikan keran
air, membereskan seluruh peralatan dan laporan akhir kepada team leader. Alhamdulillah, objektif
kami tercapai dengan baik dalam waktu yang ditentukan. Kabar bahagia juga
datang dari kelompok satunya. Mas Taufiq (Al-Taufiq Arifin), Irene (Maria Irene Belinda Da Silva) dan Mbak Namiera (Namiera Rizkiana) yang berhasil menyelamatkan dapur dari kompor meledak dengan
baik.
Stove on Fire is No More
Kami
pun melepas seluruh perlengkapan. Hawa segar langsung terasa. Baju kami basah
bersimbah keringat. Bahkan mungkin dapat diperas, hahaha. Baru memakai pakaian
pemadalam kebakaran kurang lebih 15 menit saja kami mengeluh seperti ini.
Terbayang bagaimana perjuangan para pemberantas api yang menggunakan
perlengkapan tersebut selama berjam-jam hingga api dapat jinak. Pasti mereka
akan sangat lega ketika membuka pakaian pemadam kebakaran dan dapat pulang ke
rumah dengan selamat. Terima kasih banyak kepada seluruh pemadam kebakaran yang
telah berjasa.
Tim Pemadam Kebakaran Penggeser Drum
Sebagai penutup, Saya hendak mengutip tulisan yang ada pada logo pemadam
kebakaran.
YUDHA BRAMA JAYA
Sumber Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQR7BJWejpdWhKKNb_VON3KuZ8x9xI76nh9QwNnxQLJRpbSv36kV5cL-Gt0nLcPCEaBqhwp2XFJWVb4YFFp070NSOLyyPllpaw3NTBS1Bh48i1BncaWMMLi4u3HQVv0JQOlStBeI1xMcQ/s1600/LOGO+PEMADAM+KEBAKARAN.png
Kata
Yudha memiliki arti sebagai ‘perang’, Brama berarti unsur ‘api’, Jaya berarti
‘menang’. Jadi frase Yudha Brama Jaya bermakna kemenangan dalam perang melawan
kebakaran!
Komentar
Posting Komentar