Poster Promosi Saat Launching Seri Album One Piece Nippon Judan!
Sumber: http://www.wattpad.com/
One Piece Nippon Judan! 47 Cruise CD adalah kumpulan seri lagu mengenai keempat puluh tujuh prefektur (semacam provinsi) di Jepang yang dinyayikan oleh voice actors yang
mengisi suara karakter-karakter di anime One Piece. Lagu-lagu ini
diluncurkan ke pasaran tanggal 28 Januari 2015. Secara umum, tiap
karakter menyanyikan satu buah lagu yang mewakili prefektur yang cocok
dengan karakter yang dibawakan tokoh tersebut di anime. Terdapat 47
album lagu yang menggambarkan kekhasan setiap prefektur yang dituangkan
dalam lirik lagu, cover album dan instrument musik yang digunakan.
Lucu juga ngedengerin pengisi-pengisi
suara di anime karangan Eichiro Oda ini nyanyi. Selain nyanyian ada yang
bentuknya kayak musikalisasi puisi (bacain puisi sambil diiringi
musik), misalkan kayak lagunya Boa Handcock dan Bartholomew Kuma. Selain
single ada juga yang dinyanyin sama lebih dari satu penyanyi. Di lagu ‘Yakusaku no Misaki’,
Brook duet sama Laboon. Jadi di lagunya ada suara paus
mengerang-ngerang. Ada juga lagu prefektur Kagoshima yang dinyanyiin
sama trio Tontatta: Leo, Wicca, Gianco. Brook dapet slot dua prefektur
lho; Nagano dan Shizuoka. Alasan isengnya mungkin karena beliau musisi
di grupnya Mugiwara jadi dapet slot lebih.
Dari kiri atas searah jarum jam: Cover album Kyoto – Hannari Fall in Love, Mie – Kuma no Kudou (The Best of Kuma), Nagano – Yakusaku no Misaki (Cape of our Promise), Kagoshima – Tondattanta! Sondanta (You Gotta! Tontatta).
Sumber: http://www.cdjapan.co.jp/
Prefektur Kumamoto digambarkan dengan lagu Living Fire
yang dinyanyikan oleh karakter Ace, kakaknya Luffy yang juga merupakan
pengguna Mera-Mera no Mi. Pemilihan karakter ini cukup tepat karena di
prefektur ini terdapat gunung api aktif, yakni Gunung Aso. Gunung Aso
juga memiliki kaldera terbesar di dunia. Oleh karena itu Kumamoto sering
disebut Hi no Kuni (Negara Api) juga. Tapi bingung juga kenapa karakternya bukan Akainu/Sakazuki ya? Dia kan diasosiasikan dengan magma.
Kang Ace dengan Latar Belakang Gunung Aso yang Indah
Sumber: http://www.cdjapan.co.jp/
Pemilihan album lainnya yang sesuai misalkan prefektur Tokyo yang digambarkan dalam lagu berjudul Tokyopeia
yang dinyanyikan oleh Enel. Tokyopea itu kemungkinan besar adalah
pelesetan dari Skypea, salah satu pulau dalam cerita One Piece yang juga
merupakan tempat Enel tinggal. Di kota metropolitan ini terdapat Tokyo
Skytree yang merupakan gedung pencakar langit tertinggi di Tokyo. Pada
sampul album ini terdapat Kaminarimon (Thunder Gate) di Kuil Asakusa. Jadi cocok banget kalo karakter yang mewakilkan prefektur ini adalah Enel sang pengguna Goro Goro no Mi.
Bang
Enel berpose di depan Kaminarimon. Padahal aslinya kalo mau foto pose
di depan gerbang itu sendirian hampir ga mungkin. Sumber: http://www.cdjapan.co.jp/
Menurut pendapat pribadi sih yang
karakter yang agak dipaksakan. Misalkan prefektur Saga yang memiliki
ciri khas hewan cumi-cumi dan makanan olahannya. Kira-kira karakter
apakah yang digunakan untuk menjadi duta prefektur tersebut? Gak banyak
orang yang nyangka kalo ternyata karakter yang digunakan adalah
Dofflaminggo. Alasannya? Mungkin karena cumi-cuminya mengeluarkan benang
seperti pengguna Ito-Ito no Mi ini? Bukan! Ternyata jawabannya adalah karena bentuk cumi-cuminya mirip dengan jubah yang sering digunakan Doffy.
Bang Minggo dengan Jubah yang Mirip Cumi-Cumi
Sumber: http://www.cdjapan.co.jp/
Berdasarkan cerita yang beredar, di
Jepang emang ada fans One Piece yang melakukan trip keliling jepang
untuk mengumpulkan CD album ini. Saat membacanya pun sempet terpikirkan
untuk berfoto di tiap prefektur yang Saya kunjungi dengan ciri khasnya
dan disandingkan dengan cover albumnya. Misalkan foto sedang makan
Takoyaki di Osaka dan disejajarkan dengan cover album ‘Lost in Shinsekai’ yang dilantunkan oleh Trafalgar Law.
Mas Law Laper Apa Doyan sama Takoyakinya ya?
Sumber: http://www.cdjapan.co.jp/
Kalau mau beli CD originalnya bisa dibeli
di pusat oleh-oleh setiap prefektur atau datang ke One Piece store yang
ada di Tokyo Tower. Harga satu keeping CD lagu adalah 1080 yen (1000
yen + tax 8%). Satu album berisi dua lagu: lagu versi normal dan versi
instrumentalnya. CD Luffy merupakan bonus jika kita beli delapan CD
bersamaan. Di Tokyo Tower juga ada One Piece Museum yang wajib
dikunjungi untuk penggemar anime bajak laut ini.
Luffy Meluk Bola Dunianya One Piece
Sumber: http://www.cdjapan.co.jp/
Jika ingin mendengarkan musiknya saja
tanpa mengoleksi album fisiknya, kita bisa streaming di Youtube.
Terdapat channel Youki Dofflaminggo dan Tra-Guy yang telah memiliki
lengkap 47 lagu + 1 bonus lagunya Luffy. Daftar lagu prefektur, karakter
dan penjelasannya dapat dilihat pada tabel di bawah:
Sumber: http://onepiecepodcast.com/2015/01/15/one-piece-crossing-through-japan-47-cruises-character-song-cd-title-and-covers-explained/
Kembali ke Indonesia, negara kita terdiri
dari 34 provinsi dan masing-masing memiliki ciri khasnya yang unik.
Sayangnya di negara kita belum ada konsep album musik yang seperti ini.
Seharusnya kita bisa membuat album musik yang lebih menarik dari Nippon
Judan ini. Bukan maksudnya mau plagiat, tapi kita sadur idenya. Kalau
orang marketing biasanya mengenal teknik pemasaran ATM (Amati-Tiru-Modifikasi).
Turis biasanya cuma ke tempat-tempat yang
ramai kayak Kansai dan Tokyo aja. Album-album ini waktu dirilis di
Jepang katanya sih membuat orang antusias untuk mengunjungi
daerah-daerah lain di negara sakura tersebut. Ketika diterapkan ke
Indonesia, harapannya seri album musik ini dapat mendongkrak kunjungan
turis, baik domestik maupun mancanegara, untuk mengunjungi atraksi
wisata di seluruh nusantara.
Banyak musisi kreatif di tanah air yang
pasti bisa meracik konsep ide album per provinsi dengan lebih apik.
Setiap provinsi dapat dibuatkan musik dengan alat tradisional daerah,
sebagian lirik yang menggunakan bahasa daerah serta jika ingin dibuatkan
video klip bisa menyorot tempat-tempat wisata andalan, kuliner khas,
masyarakat dan kehidupan di daerah tersebut. Konsepnya kurang lebih
mirip dengan video promosi wisata yang diambil oleh Indonesia.travel,
hanya saja dalam bentuk video klip musik. Agar lebih menarik, vokalis
yang membawakan lagu cari penyanyi asli dari daerah tersebut dengan
mengenakan sandang tradisionalnya. Hal ini dapat lebih menonjolkan
konsep unik dan keanekaragaman budaya di Indonesia.
Di sebuah toko oleh-oleh di Manado
(Merciful Building), sebenernya Saya pernah denger ada beberapa lagu
yang isinya kurang lebih tentang tempat pariwisata di Sulawesi Utara.
Saya ga begitu paham liriknya karena dinyanyikan dalam bahasa Minahasa,
tapi Saya dengar kata ‘Bunaken’, ‘Tomohon’ dan ‘Tondano’. Lagu tersebut
juga diiringi instrumen Kolintang, alat musik khas Sulawesi Utara. Di
Bandung juga pernah ada lagu-lagu mengenai keindahan kota Bandung dan
Tatar Sunda, serta dimainkan dengan seruling Bambu dan Angklung. Selain
Manado dan Bandung, bisa jadi daerah-daerah lain juga udah punya lagu
dengan konsep seperti ini.
Poin inovasi yang mau saya sampaikan
adalah membuat proyek penggarapan seri album musik ini dalam skala
nasional. Musik-musik di setiap daerah dapat digabungkan dengan konsep
yang sama: 1) menggunakan alat musik khas, 2) bahasa daerah, 3) penyanyi
yang merupakan putra/putri daerah lokal, 4) lirik yang berisi kekhasan
dan keistimewaan daerah tersebut. Poin lainnya apabila digabungkan pada
skala nasional (tidak berdiri masing-masing setiap provinsi) akan ada
kecenderungan orang tertarik untuk mengoleksinya. Cara untuk
mengoleksinya salah satunya adalah dengan pergi mengunjungi dan
merasakan keunikan daerah tersebut. Cara lainnya adalah dengan bertukar
kirim dengan teman yang tinggal di daerah yang berbeda.
Dengan membuat setiap daerah punya album
musiknya masing-masing, harapannya tingkat kunjungan wisatawan ke daerah
tersebut makin meningkat. Konsep ini menarik namun hampir gak ada
artinya kalo hanya ide gak direaliasikan. Semoga aja ada musisi yang
baca tulisan ini dan terinspirasi untuk mengangkat konsep ini.
Komentar
Posting Komentar